NGAWEN, (KH),– Masyarakt dua padukuhan di Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul merintis budi daya tanaman kopi di kawasan Gunung Gambar. Kegiatan ini dilakukan sekitar pertengahan Desember 2017 lalu.
Koordinator Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Gambar, Jayusman didampingi salah satu anggota, Susilo mengatakan, penanaman kopi yang diinisiasi Pokdarwis kemudian dilakukan bersama masyarakat. Penanaman kopi merupakan tindak lanjut dari pengamatan yang dilakukan sebelumnya. Terlebih setelah adanya dukungan dari warga asal Korea Selatan, Ki-Myung Kim.
Menurutnya, kawasan lereng Gunung Gambar cocok ditanami atau dijadikan kebun kopi. Beberapa warga di Padukuhan Gunung Gambar memiliki pohon kopi. Pohon setengah liar hampir tanpa perawatan tersebut dapat berbuah dengan baik.
“Sehingga kami menggagas kopi dapat menjadi komoditas baru dari wilayah kami. Pokdarwis bersama masyarakat petani di Padukuhan Pager Jurang dan Padukuhan Gunung Gambar sepakat menanam kopi dalam jumlah banyak,” papar Jayusman, Selasa, (20/3/2018).
Kepala Sekolah di SD Gunung Gambar ini mengaku, 3.000 bibit pohon kopi telah tertanam di lereng kawasan Gunung Gambar. Disebutkan, pengeluaran pembelian bibit menghabiskan dana sekitar Rp. 12 juta. Pembelian bibit tersebut merupakan bantuan Ki-Myung Kim.
“Kami beli bibit kopi dari wilayah Cangkringan, Sleman,” tutur lelaki ramah ini.
Sambung Jayusman, kopi yang telah berumur sekitar 4 bulan itu merupakan jenis kopi robusta. Dirinya mengklaim pengamatan awal menunjukkan, bibit pohon kopi pertumbuhannya cukup baik. “Daun baru mulai tumbuh,” imbuhnya.
Beberapa perawatan mulai dari pemupukan hingga menyiangi rumput secara periodik dilakukan. Pihaknya mengaku sangat optimis pohon kopi kelak dapat berbuah dengan baik.
Lebih jauh disampaikan, penanaman kopi merupakan gagasan Pokdarwis dan masyarakat untuk menambah daya tarik kawasan wisata religi dan budaya Gunung Gambar. Sebagaimana diketahui, selama ini kunjungan Gunung Gambar masih tergolong sepi.
Pihaknya bersikeras kelak kopi akan diolah sendiri dan dijual menjadi produk jadi. Baik disediakan dinikmati di kawasan Gunung Gambar atau dijual ke luar menjadi kopi siap seduh.
“Mimpi kami nanti dapat mendirikan kedai kopi di kawasan Gunung Gambar. Pengunjung menikmati kopi asli daerah kami sambil melihat pemandangan puncak,” ulas Jayusman menyampaikan angan-angan masyarakat di perbatasan antara Gunungkidul dan Klaten itu.
Setelah uji coba 3.000 bibit berhasil, kedepan penanaman lanjutan akan semakin diperbanyak. Mengingat lahan potensial untuk ditanami kopi masih tersedia cukup luas. Lahan yang telah tertanami saat ini baru sekitar 1,5 hektar. Masih ada lahan sekitar 8 hektar yang terdiri dari tanah milik warga dan tanah kas desa.
Terpisah, Kepala Desa Ngawen, Suparna menyebutkan, selain budidaya kopi, dosen asal Korea yang dermawan itu juga memberikan pelatihan seputar pertanian organik.
“Bantuan yang telah diberikan nilainya mencapai ratusan juta. Memang sengaja membantu tak ada tendensi apa-apa,” terang Suparna. (Kandar).