GUNUNGKIDUL, (KH),– Pemkab Gunungkidul terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari berbagai aspek. Salah satu yang ditempuh yakni pelibatan universitas dan perguruan tinggi.
Seperti yang dilaksanakan pada Senin (20/2/2023), Bupati Gunungkidul menandatangani nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua universitas, yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan di masing-masing ruang rektorat kampus.
MoU yang dijalin bertujuan untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada di Gunungkidul. Mencakup aspek sosial-ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
Pada akhir agenda tersebut, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, jumlah masyarakat miskin di Gunungkidul telah turun. Saat ini masih ada sekitar 4,3 persen penduduk miskin.
“4,3 persen itu sekitar 32.000. Diantaranya kategori ekstrem,” kata bupati.
Selain kemiskinan, persoalan lain yang masih perlu didongkrak diantaranya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tak hanya itu, persoalan bunuh diri dan pernikahan dini serta stunting di Gunungkidul juga sangat membutuhkan intervensi.
Bupati berharap, banyak pihak diantaranya kampus atau universitas di DIY turut serta terjun membantu mengatasi persoalan. Untuk itu, MoU dengan UIN Sunan Kalijaga dan UNS Surakarta sangat dinanti dampaknya.
Berkaitan pula dengan penanganan kemiskinan, keberadaan UMKM di Gunungkidul dinilai masih butuh pengembangan.
“Utamanya dalam hal pemasaran. Produk UMKM dari Gunungkidul masih banyak yang belum masuk pasar modern. Baru sekitar 45 persen,” imbuhnya.
Dia menginginkan, dengan jalinan kerjasama dengan berbagai universitas dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Gunungkidul.
Sejauh ini jumlah perguruan tinggi yang sudah bekerja sama dengan Pemkab Gunungkidul sejak 2018-2023 sebanyak 32 baik negeri dan swasta.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil Al Makin menuturkan, Gunungkidul telah banyak berubah. Potensi yang sangat mungkin berkembang cukup banyak. Namun demikian, setidaknya dia membaca ada tiga isu dari Gunungkidul yang menjadi perhatian pusat. Diantaranya literasi yang berkorelasi dengan IPM, pernikahan dini dan stunting.
“Banyak program yang menjadi bagian Tri Dharma Pergurian Tinggi. Kami bisa implementasikan melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat,” kata dia.
Senada dengan bupati, MoU yang telah dijalin nanti mampu berkontribusi menyelesaikan segenap persoalan yang ada di Gunungkidul.
Sementara itu, bagi UNS, MoU yang dijalin juga dalam rangka merealisasikan atau menjadi bagian dari realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Terimakasih telah dilakukan perpanjangan MoU. Ada 3 hal yang menjadi poin atas MoU ini, mencakup pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat,” kata Rektor UNS, Prof Dr rer nat Sajidan, MSi.
Terkait Pendidikan, UNS membuka sebesar-besarnya pintu bagi masyarakat Gunungkidul yang akan melanjutkan S2 atau S3.
Lantas, menyangkut pengabdian masyarakat, program KKN tematik di Kabupaten Gunungkidul beberapa kali dilaksanakan.
“Lebih-lebih dengan model kampus merdeka dan Kurikukum Merdeka Belajar, kesempatan program KKN lebih memungkinkan menyasar masyarakat,” tukasnya. (Kandar)