PLAYEN, (KH)— Sedikitnya 20 pelaku usaha atau UKM di Gunungkidul binaan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) melakukan kunjungan ke Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BPTPA LIPI) Yogyakarta di Gading, Playen, Senin, (30/1/2017).
Kunjungan yang dipimpin langsung oleh kepala Diseprindagkop, Hidayat, bertujuan untuk mendorong agar para pelaku usaha memperoleh pengetahuan baru mengenai inovasi teknologi yang dapat menunjang kualitas olahan makanan dan durasi masa simpan.
Sembilan puluh persen peserta UKM yang turut serta adalah pelaku usaha olahan makanan, dan diantaranya merupakan olahan khas Gunungkidul. Beberapa macamnya merupakan olahan Thiwul, Brongkos, Gudeg Manggar, lalu olahan ikan, olahan herbal, ayam goreng, dan lainnya.
“Rata-rata hasil olahan mereka tidak memiliki masa simpan yang lama. Sehingga, hal tersebut menjadi salah satu kendala pemasaran apabila akan menjangkau wilayah luar,” kata Kasie Layanan Jasa dan Informasi BPTBA LIPI Ema Damayanti, M. Biotech.
Harapannya, dengan datang ke LIPI para pelaku usaha mendapat informasi dan wawasan bagaimana cara mengolah bahan makanan itu secara baik sesuai standar serta mampu meningkatkan masa simpan. Hal tersebut dapat ditempuh dengan mengadopsi teknologi melalui kerjasama berupa dampingan dari LIPI.
Seperti diketahui, total pelaku usaha di Gunungkidul ada 11 ribuan, dari jumlah tersebut separuhnya merupakan usaha dibidang kuliner. “Rata-rata kendala yang dihadapi masih seperti itu, kemasan, proses dan kualitas serta masa simpan yang pendek,” tambah Ema.
Dalam kegiatan kunjungan, selain diskusi pelaku usaha juga melihat langsung ke ruang sarana produksi pengalengan. Tanggapan para pemilik UKM tersebut cukup baik, banyak diantara mereka menanyakan bentuk kerjasama dan bagaimana mendapat dampingan dari LIPI. (Kandar)