Terlanjur Dibongkar, Harga Malah Naik

oleh -1972 Dilihat
oleh

PLAYEN, kabarhandayani.– Beberapa kepala keluarga (KK) penerima bantuan bedah rumah dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Desa Ngawu Playen terpaksa harus tidur tanpa atap lantaran proyek pembangunan rumah mereka harus dihentikan sementara. Proyek terpaksa harus berhenti karena adanya dugaan permainan harga bahan bangunan dari tim pendamping dan suplier.

Salah satu penerima bantuan, Mantoyo, menilai toko bangunan yang menyediakan bahan bangunan untuk proyek tersebut harganya tidak sesuai dengan dengan harga pasaran. Warga penerima bantuan pun mensinyalir naiknya harga di toko bangunan (TB) tersebut karena adanya permainan antara pendamping dan TB yang ditunjuk.

“Sebelum adanya proyek, toko bangunan ini paling murah, tetapi setelah ditunjuk sebagai toko pendamping kok harganya melambung tidak karuan, makanya kita curiga adanya permainan,” katanya saat ditemui usai melakukan pertemuan dengan pemerintah desa, pemilik toko bangunan dan konsultan di Balai Desa Ngawu, Playen Minggu(6/7/2014).

Lanjut Mantoyo, kenaikan yang dirasakan penerima bantuan atas harga yang berada di TB tersebut tidak wajar. Harga yang semula telah ditetapkan naik kisaran Rp 2.000,00 hingga Rp 50.000,00. Harga awal batako Rp 1.600,00 perbiji menjadi Rp 2.000,00, pasir awalnya Rp 650 ribu menjadi Rp 700 ribu, besi ukuran 8 milimeter Rp 24 ribu menjadi Rp 27 ribu dan semen Rp 52 ribu menjadi Rp 62 per sak.

Melihat hal tersebut, 54 warga akhirnya berinisiatif untuk mengklarifikasi kepada tim pendamping dan pemilik toko. Karena proses klarifikasi tidak mendapatkan titik temu, warga pun kemudian sepakat untuk pindah toko bangunan. “Karena harga tidak mau turun kita pindah aja ke toko lain,” ungkapnya.

Sugiyanto, warga lainya, mengaku harus tidur tanpa atap rumah karena rumah yang terlanjur dibongkar belum dapat diselesaikan. “Akibat kejadian tersebut rumah kami yang terlanjur dibongkar tidak dapat dikerjakan karena bahan bangunannya terlambat datang,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya.

Terpisah penanggung jawab laporan program bedah rumah Kemenpera Desa Ngawu, Playen, Nundang, mengatakan, dipilihnya toko H karena lokasi toko berdekatan dengan rumah warga sehingga dapat mengcover kebutuhan penerima bantuan. Pihaknya menyanggupi pindah toko jika TB yang dipilih tersebut dirasakan mahal oleh penerima bantuan. “Kita akan pindah jika warga yang menginginkan,” pungkasnya. (Juju/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar