PALIYAN, Kabarhadanyani,–Sejak dahulu, bambu sudah dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Seperti halnya Parto Suwito (75), warga Padukuhan Jamburejo Desa Sodo Kecamatan Paliyan, ia telah merasakan curahan berkah Sang Pemberi Hidup dari kerajinan bambu yang digelutinya.
Dari lonjoran batang bambu, ia olah sedemikian rupa menjadi barang-barang yang berdaya guna. Suwito mengaku, sudah sejak tahun 1955 ia mengolah bambu menjadi barang kerajinan rumah tangga seperti tampah, tenggok, tebok, tambir dan sebagainya.
Awalnya Suwito hanya memanfaatkan bambu yang ada di sekitar rumahnya. Kini, Suwito lebih memilih membeli bambu di luar Gunungkidul seperti Purworejo. Selain harganya yang lebih murah, umurnya yang sudah lanjut membuatnya merasa tidak mampu lagi untuk mencari bambu sendiri.
Suwito menjelaskan, ia membeli bambu dengan harga Rp 20.000,- per batang. Dari 1 batang bambu ia mampu membuat sekitar 10 barang kerajinan yang dijual dengan harga berkisar antara Rp 6.000,- hingga Rp 11.000,- per barang tergantung jenisnya. “Jumlah yang dibuat juga tergantung besar kecilnya batang bambu,” jelasnya.
Suwito menjelaskan, harga barang yang terbuat dari kulit luar bambu memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan barang yang terbuat dari bagian dalam batang bambu. Dari pengalamannya selama puluhan tahun itu, ia menceritakan 1 batang bambu hanya dapat dibuat sekitar 2 barang yang menggunakan kulit luar.
Di usianya yang senja, Suwito merasa bersyukur, kerajinan bambu sebagai sambilan pekerjaan pokoknya sebagai petani itu telah mampu menghidupi keluarganya. “Barangnya dijual ke pasar, terkadang juga ada pembeli yang langsung datang ke rumah,” ujarnya. (Mutiya/Jjw).