NGLIPAR, Kabarhandayani.com; Rembug Warga merupakan salah satu sarana yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan untuk mendapatkan keputusan bersama. Di Padukuhan Sriten, Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul, rembug warga sudah merupakan tradisi sejak nenek moyang.
Suwarno, Dukuh Sriten menyatakan bahwa masyarakat pada umumnya sangat kompak, ketika mendengar informasi akan diadakan rembug warga (musyawarah masyarakat satu padukuhan) mereka pasti datang lebih awal, meninggalkan pekerjaan dirumah.
Kekompakan warga dalam menghadiri kegiatan tersebut dapat dilihat saat dilaksanakannya rembug warga di balai Padukuhan Sriten membahas rencana pembangunan jalan menuju puncak Baturagung. “Siang ini, mulai pukul 13.00 warga masyarakat saya kumpulkan di balai padukuhan untuk membahas persiapan pembangunan jalan ke arah Baturagung, sejak usai sholat dhuhur tadi masyarakat sudah berbondong-bondong ke balai padukuhan,” jelas Suwarno.
Di acara tersebut, masyarakat sangat antusias dalam menanggapi materi rapat yang disampaikan oleh dukuh, dihadiri oleh kepala desa, sekretaris desa, dan Kepala Bagian Ekobang Desa Pilangrejo. Sunarya, Kepala Desa Pilangrejo menyampaikan materi bahasan dihadapan masyarakat tentang kegiatan yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan oleh masyarakat.
“Karena di puncak Baturagung nantinya akan dibangun embung untuk mengairi kebun buah, yang mana dalam pengerjaannya menggunakan alat berat, maka jalan sepanjang 1 km menuju puncak harus dibangun. Hal ini merupakan pekerjaan masyarakat yang harus dilaksanakan demi suksesnya pembangunan, dan dengan forum seperti inilah masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya secara langsung,” ungkap Sunaryo.
Bagi masyarakat Sriten, informasi yang ditangkap bersama dan keputusan bersama akan lebih baik daripada sistem perwakilan tokoh. Wakidi (47) Warga sriten yang hadir di musyawarah tersebut mengatakan komitmennya dalam rembug warga.
“Saya selalu mengikuti serta aktif dalam rembug warga, apapun hasil yang disepakati bersama, kami laksanakan tanpa keberatan demi majunya pembangunan,” ujar Wakidi.
Musyawarah yang diikuti oleh seluruh kepala keluarga tersebut ditutup pukul 15.30 oleh Dukuh Sriten, salah satu hasil keputusan rembug warga adalah akan diadakannyaslametan sebelum mengerjakan proyek pembangunan jalan, hari mulai, dan aturan kerja.
Penulis: Bill_S, Editor: Hery