WONOSARI, (KH),– Sunaryanto dan Heri Susanto, telah resmi menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul. Mereka resmi dilantik tanggal 26 Februari 2021 yang lalu. Pelantikan mereka berdua, sekaligus menandai berakhirnya masa pengabdian Badingah dan Immawan Wahyudi. Ditemui di acara Serah Terima Jabatan (Sertijab), di gedung DPRD Gunungkidul hari Senin (1/3/2021), Imawan Wahyudi yang ikut hadir diacara ini menyatakan bahwa dirinya merasa sangat bangga dan terkesan pernah menjabat dan mengabdi sebagai Wakil Bupati Gunungkidul selama hampir 10 tahun.
“Selama mendampingi Ibu Badingah, saya pribadi merasa bahwa Gunungkidul adalah Universitas Kehidupan yang sesungguhnya,” ujarnya.
Imawan menyatakan bahwa dia banyak belajar banyak hal selama mendampingi Badingah menjabat sebagai Wakil Bupati di Gunungkidul. Tokoh Akademis dan Politikus yang besar di Partai Amanat Nasional ini menyatakan bahwa walau dirinya sudah purna, dia selalu siap jika bupati baru Gunungkidul, Sunaryanta meminta dia untuk memberikan masukan.
“Saya tentu harus siap jika nantinya beliau meminta masukan, khususnya tentang tata kelola pemerintahan, apalagi saya memiliki latar belakang pendidikan di bidang ini,” ujarnya.
Imawan juga berpesan agar apa yang sudah dijalankan dirinya bersama Badingah selama ini tetap bisa diteruskan. Ia pun menyebut pengalamannya menjabat sebagai Wabup di Gunungkidul merupakan hal yang luar biasa.
Saat disinggung tentang kegiatan apa yang akan dilakukan setelah purna, Imawan menyatakan akan kembali ke dunia Pendidikan.
“Saat ini saya masih berstatus sebagai Dosen di Fakultas Hukum, Universitas Ahmad Dahlan, saya akan kembali mengajar, pokoknya sukses untuk Bupati Gunungkidul yang baru,” pungkasnya.
Bupati baru Gunungkidul, Sunaryanta dalam pidato perdananya sebagai bupati mengharapkan adanya dukungan dari semua pihak. “Sapta Karya” yang ia paparkan adalah program unggulan untuk mewujudkan visi-misinya memimpin Gunungkidul. Sunaryata menyatakan bahwa dukungan dan kerjasama yang sifatnya sinergis bersama seluruh komponen menjadi strategi dan agenda pembangunan yang bisa diwujudkan.
“Masyarakat Gunungkidul mempunyai modal dasar sosial yang besar, yaitu budaya gotong-royong dan kesetiakawanan sosial,” kata Sunaryanta. [Edi Padmo]