Raup Berkah Puasa dengan Keliling Jualan Baju

oleh -6613 Dilihat
oleh

PATUK, kabarhandayani.–Bulan puasa  dimanfaatkan oleh beberapa warga masyarakat untuk meraup berkah. Mereka mengambil peluang akan kebutuhan masyarakat akan baju baru untuk menyambut hari raya Idul Fitri dengan keliling berjualan baju. Seperti halnya yang dilakukan oleh Riyanto (40) warga Padukuhan Jatikuning, Desa Ngoro-oro, Kecamatan Patuk, Gunungkidul yang berjualan baju keliling desa.

“Jualannya hanya di bulan puasa saja. Lumayan untuk menambah penghasilan,” ungkapnya sambil menata dagangannya yang siap dijual pada Rabu (9/7/2014). Riyanto mengaku mengambil pakaian di pasar dan dijual kembali dengan cara berkeliling di padukuhan-padukuhan yang tersebar di Desa Ngoro-oro. Pakaian yang ia jual pun beragam, mulai dari pakaian pria dan wanita seperti kaos, baju, celana hingga pakaian anak-anak dengan harga yang cukup murah. Harganya berkisar antara Rp 40.000,00 hingga Rp 90.000,00.

Berdagang baju dengan cara keliling Desa ternyata juga dilakukan oleh Warni (47), warga Padukuhan Soka, Desa Ngoro-oro. Di hari-hari biasa ia hanya menjual pakaian di toko yang bertempat di rumahnya. Namun, bertepatan dengan momen bulan puasa, ia menjual pakaian dagangannya dengan berkeliling  untuk memperbanyak jumlah pembeli.

Warni yang sudah berjualan sejak 6 tahun yang lalu ini mengaku menjual dagangannya dengan sistem kredit. Harga dagangannya dijual dengan harga mulai dari Rp 13.000,00 untuk jilbab hingga Rp 200.000,00 untuk baju koko atau gamis.

“Pembeli biasanya memilih membeli dengan cara kredit. Mungkin karena pembayaran bisa dilakukan dengan menyicil. Harga tunai dan kredit pun berbeda, biasanya harga kredit akan naik sekitar Rp 5.000,00 hingga Rp 20.000,00”, ujar Warni.

Berdasarkan penuturan Warni, puasa membawa berkah baginya, karena jumlah pembeli mengalami peningkatan. Keuntungan yang masuk ke kantong Warni pun meningkat. Pada bulan-bulan biasa ia mendapat laba sekitar 1,2 juta per bulan dan ketika bulan puasa ini meningkat hingga sekitar 2,5 juta per bulannya.

“Sangat bersyukur karena hasilnya lebih banyak, meskipun kadang agak susah kalau mendapat pembeli yang suka menunggak cicilan, dan  harus keliling antar desa karena saya berjualan keliling tidak di desa ini saja,” pungkas Warni. (Mutiya/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar