Pelaksanaan Paskah di Gereja ST Yusup Bogor, Playen, Gunungkidul, ribuan umat Katolik yang hadir membuat tempat dilangsungkannya ekaristi agung tidak tertampung di dalam gereja. Selain berada di dalam gereja umat memadati halaman depan dan samping gereja.
“Hendaknya umat kembali merajut kerukunan dan bersatu meski sempat berbeda pandangan politik,” ajak Romo Gregorius Awan Widoyoko Pr.
Perbedaan itu, sambung dia merupakan hal biasa. Perbedaan itu keniscayaan. Peristiwa paskah menjadi bagian menyemangati umat untuk kembali bersatu agar persatuan dan kesatuan sesama tetap terjaga dalam situasi apapun.
Lanjut dia, bagi warga gereja, meskipun saat pemilu berlangsung mempunyai pendapat politik yang berbeda tetapi dalam iman harus kembali bersatu. Momentum perayaan Paskah tahun ini hendaknya bisa menyatukan perbedaan.
Romo mengisahkan, merujuk dari peristiwa masa Yesus, sebelum Paskah, murid Yesus tercerai-berai, tetapi setelah kebangkitan Yesus mereka bersatu kembali. Paskah dan kebangkitan Kristus menjadi dasar iman kristiani.
Pada perayaan ekaristi agung Paskah dengan petugas koor ST Fransiskus dan Xaverius Siyono ini juga dilantunkan doa-doa untuk bangsa Indonesia agar tercipta suasana damai dan saling menghargai satu dengan yang lain.
Melalui doa diharapkan pula tumbuh semangat menciptakan situasi masyarakat yang guyup rukun untuk membangun Indonesia yang lebih baik. “Umat agar memiliki komitmen dalam mengimani Tuhan. Harus taat dalam beribadah dan selalu berbuat baik dimulai dari diri sendiri dan jangan hanya mengaku taat beragama tetapi hanya pada event-event peringatan hari besar agama terutama pada Natal dan Paskah,” himbau Romo kepada seluruh umat yang hadir.
Secara umum, suasana perayaan malam paskah di Kabupaten Gunungkidul berjalan dengan lancar. Petugas kepolisian melakukan pengamanan dan pememantauan pelaksanaan Hari Raya paskah Seperti di Gereja Santo Yusup, Bogor, Gereja ST Petrus Kanisius, ST Paulus Kelor, ST Yusup Bandung, GKJ Wonosari, GKJ Logandeng, GKJ Wiladek dan sejumlah gereka lainnya. (Kandar)