Masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja masih banyak yang terabaikan. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus kehamilan di luar nikah, aborsi tanpa peduli keselamatan jiwa. Sebagian remaja berusia 14 hingga 24 tahun, pengetahuan mereka tentang resiko melakukan hubungan seks masih rendah.
“Ini adalah realita yang terjadi di kalangan remaja sekarang. Kurangnya informasi mengenai seksualitas dan reproduksi menjadi pemicu terjadinya kehamilan di luar nikah, aborsi dan memicu terserangnya HIV/AIDS,” ucap Priska selaku staff CD RS Bethesda.
Ia menjelaskan, usia remaja diharapkan memiliki sikap dan tingkah laku bertanggung jawab mengenai proses reproduksi serta dapat melakukan berbagai tindakan pengobatan bila memiliki permasalahan dengan sistem, proses dan fungsi alat reproduksi. Pengenalan sistem, proses, dan fungsi reproduksi yang dimiliki remaja penting diberikan. Seringkali, remaja tahu tentang hal tersebut dari media elektronik, seperti televisi, internet.
Lebih lanjut, Prisa menyatakan, informasi kesehatan reproduksi perlu diberikan sedini mungkin tentunya dengan cara berbeda-beda pada setiap tingkatan kelompok umur. Salah satu solusinya, yakni melalui program promotif, preventif, dan kuratif. Kegiatan tersebut dimaksud meningkatkan promosi kesehatan reproduksi remaja, advokasi kesehatan reproduksi, dan memberikan konseling kepada remaja.
Idealnya, lanjut Prisa, seorang anak sebelum masa puberitas, paling tidak telah mengetahui sistem, proses, dan fungsi reproduksi secara sederhana. Pada masa pubertas, remaja akan mengalami perubahan seperti mendapatkan menstruasi bagi perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki.
“Diharapkan dengan adanya informasi kesehatan reproduksi remaja, para remaja tidak lagi mengalami rasa bersalah, kebingungan dan stress,” ujarnya.
Remaja dan pemuda GKJ Paliyan juga diberikan informasi tentang HIV AIDS mulai dari penyebab sampai pada proses penularannya. Pesan ini disampaikan oleh pihak CD Bethesda agar remaja dan pemuda mampu mengerti akan bahaya HIV AIDS
Ia menambahkan, CD RS Bethesda mengajak kepada remaja GKJ Paliyan untuk menjadi konselor sebaya. Dengan harapan dari hasil sosialisasi dapat membantu untuk menyebarkan informasi kepada teman sebaya di daerah masing-masing.
“Kadang remaja lebih nyaman jika bercerita menyangkut alat reproduksi dengan teman sebaya, maka dari itu harapannya setiap remaja dan pemuda yang hadir saat ini mampu menjadi pemberi informasi yang benar terhadap teman sebaya mereka,” tandas Priska. (Atmaja)