NGLIPAR,(KH),– Mengawali rangkaian acara rasulan atau bersih dusun dilaksanakan Nyadran yang bertempat di Petilasan Wonopuro di tepi sungai Padukuhan Klayar, Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul, Senin (4/9/2017).
Petilasan Wonopuro merupakan destinasi laku spiritual yang kebanyakan dikunjungi orang dari luar daerah. Berdasar penelusuran KH, Eyang wonopuro adalah putra kerajaan Bathok Bolu yang mengejar kesempurnaan hidup di wilayah Klayar hingga mokswa di tempat itu.
Tempat tersebut juga dijadikan situs religi oleh tiga demang yang kemudian juga di makamkan di lokasi setempat, yaitu Demang Abu Khasan , Demang Rekso Menggolo , dan Demang Ronoyudo. Ketiga demang ini bukan dari wilayah Gunungkidul. Abu Khasan dari Cirebon, Rekso Menggolo dari Ponorogo, sementara Ronoyudo dari Pleret, Bantul.
Tejjo suprapto Dukuh Klayar memaparkan bahwa dalam acara nyadran kali ini diikuti oleh 6 RT, serta mengangkat tema Bali marang budoyo lan adat tradisi murih jejeg lan kuncaraning bangso.
“Pesan yang diangkat yakni seiring majunya jaman banyak perubahan pada kultur dan budaya kita. Maka mari kita kembalikan jatidiri kita yang kaya akan akan seni, tradisi , ilmu, teknologi yang santun dan ramah terhadap jagad seutuhnya ,” ungkap Tejo tokoh sepuh setempat.
Dalam kesempatan yang sama di area petilasan ditanam pohon gaharu oleh Bupati Gunungkidul, Badingah. Menurut Badingah, penanaman tersebut menjadi awal penghijauan dan menjaga kelestarian alam di kawasan Klayar agar tidak tandus.
“Tahun ini Gunungkidul di sektor utara akan menjadi salah satu sasaran untuk dikembangkan terutama di bidang pariwisata. Semoga kedepan tidak hanya di sektor selatan saja yang maju tetapi sektor utara juga ikut merasakannya kemajuan pariwisata,” Harap Badingah. (Hari)