Nikah Bareng Merdeka di Gunungkidul: Pasangan Difabel Akad Nikah dengan Bahasa Isyarat

oleh -2003 Dilihat
oleh
Nikah
Peserta pernikahan bersama-sama menjalani salah satu rangkaian upacara "Nikah Bareng Merdeka" di Gunungkidul. (KH/ Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Forum Ta’aruf Indonesia (RORTAIS) menggelar “Nikah Bareng Merdeka” di Kabupaten Gunungkidul, Rabu (7/8/2024). Akad pernikahan secara bersama-sama yang diikuti 24 pasang pengantin ini dilaksanakan bersamaan dengan momentum peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke- 79.

Ketua Pelaksana Kegiatan, Ryan Budi Nuryanto menyampaikan, nikah bareng sudah digelar sejak tahun 2006. Hingga saat ini terdapat alumni sebanyak 17500 pasang. Adapun 24 pasangan yang menikah pada gelaran ke- 8 dalam setahun ini berasal dari seputar Yogyakarta.

“Ada beberapa keunikan, menikahnya di destinasi wisata di ketinggian tebing dekat Pantai Selatan. Maharnya cincin batu dan Nasi Thiwul merah putih,” tuturnya.

Gelaran pernikahan bersama-sama ini bekerjasama dengan BAZNAS DIY, HeHa Stone Valley serta didukung Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Kemenag Gunungkidul, serta KOPER (Komunitas Perias Gunungkidul).

Latar belakang pasangan pengantin pun beragam, mulai dari pasangan dengan usia dewasa akhir hingga pasangan difabel tuna rungu asala Bantul. Sekalipun dilakukan dengan bahasa isyarat, akad nikah berjalan dengan lancar.

Ryan menambahkan, peserta nikah bareng memperoleh banyak fasilitas. Seperti biaya nikah, paket perawatan pra nikah, busana dan rias hingga fasilitas bulan madu.

Menurutnya, banyak pasangan yang membutuhkan fasilitasi pernikahan. Bersamaan dengan itu, banyak pula pihak yang berkeinginan membantu dan memberikan dukungan.

Suasana haru diantara terjadi pada saat akad nikah yang dilaksanakan pasangan Syarif Hidayatullah dan Yayang Fitri Nurohma. Mereka ini pasangan difabel tuna rungu. Atas kondisi itu, pelaksanaan dibutuhkan bantuan juru Bahasa isyarat.

Mewakili Pemkab Gunungkidul, Asisten Administrasi Umum Heri Sukaswadi mengucapkan selamat kepada seluruh pengantin. “Semoga menjadi pernikahan yang berkah sampai dunia akhirat,” kata Heri.

Salah satu pasangan pengantin asal Gunungkidul, Intan & Indra kompak menyebut pernikahan di destinasi wisata yang dilaksanakan cukup meriah. Mereka mengaku sempat berdebar, sebab akad nikahnya dilaksanakan di atas jembatan kaca.

“Setelah akad niah bisa plong. Tadi deg-degan, soalnya,” ujar Indra. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar