Muncul Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak, Dinkes Gunungkidul Larang Faskes Berikan Obat Sirup

oleh -1645 Dilihat
oleh
ginjal
Ilustrasi ginjal. (sumber: Halodoc)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Kasus Ginjal akut pada anak muncul di DIY. Sebelumnya juga telah dilaporkan kematian anak akibat gangguan ginjal akut di berbagai propinsi di Indonesia. Merujuk pada instruksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul juga mengambil tindakan responsif.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty menyampaikan, tindakan atau langkah yang segera diambil yakni dengan mengeluarkan imbauan ke seluruh fasilitas kesehatan (faskes).

“Dalam rangka kewaspadaaan dan pencegahan diimbau semua faskes seperti puskesmas untuk tidak memberikan resep obat sirup,” kata dia Rabu (19/10/2022).

Dia mengungkapkan, berdasar hasil penelitian awal, terdapat senyawa pada obat batuk sirup yang memicu gangguan ginjal.

“Namun saat ini masih dilakukan proses penelitian oleh pihak berwenang dan berkompeten,” imbuhnya.

Sejauh ini pihaknya mengaku belum menerima laporan adanya kasus gangguan ginjal akut pada anak dari wilayah Gunungkidul.

Kendati demikian, Dewi meminta masyarakat waspada dan menyampaikan laporan jika saja muncul gejala yang dicurigai mengarah pada kasus gangguan ginjal akut pada anak.

Tanda yang perlu diwaspadai, misalnya ada anak diare parah dan buang air besar terus menerus. Kondisi seperti itu bisa memicu gagal ginjal. Diap berpesan, apabila ada anak mengalami batuk, pilek, panas, dan diare para orang tua agar memantau aktivitas buang air kecil.

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Gunungkidul, Diah Prasetyorini menambahkan, sebagaimana informasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sejauh ini tidak ada larangan untuk obat sirup paracetamol.

“Namun penggunaannya harus tetap sesuai aturan dan rasional,” tandas dia.

Jika anak demam, kata dia, tak perlu buru-buru dikasih sirup paracetamol. Langkah-langkah penanganan perlu dilakukan tindakan terukur yang dinilai menurunkan faktor risiko. Mulai tindakan memastikan suhu tubuh, perbanyak minum air putih, hingga tindakan kompres dengan air hangat.

“Pemberian obat secara rasional artinya sesuai kondisi anak,” imbuhnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar