Mentan Syahrul tak Setuju Antraks Gunungkidul Masuk KLB

oleh -3017 Dilihat
oleh
Antraks
Mentan RI Syahrul Yasin Limpo saat berkunjung ke Gunungkidul. (KH/ Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyebutkan bahwa kasus penyakit antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sudah dapat dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, dr. Imran Pambudi, antraks dapat ditetapkan sebagai KLB oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul karena terdapat kasus kematian.

“Kalau secara definisi, [KLB] sudah bisa disampaikan, ya, karena ada kematian. Namun, kembali lagi ini adalah kewenangan dari daerah untuk bisa menyatakan KLB atau bukan,” katanya dalam konferensi pers secara daring beberapa waktu lalu.

Namun, berbeda dengan Kemenkes, Mentan RI, Syahrul Yasin Limpo tak setuju kasus antraks di Gunungkidul ditetapkan KLB. Dia cenderung setuju dengan Pemkab Gunungkidul yang enggan menetapkan KLB atas penularan antraks yang terjadi.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menyerahkan bantuan penanganan antraks ke Gunungkidul. Bantuan pengendalian antraks ke Kabupaten Gunungkidul yang diberikan senilai Rp631 juta.

Bantuan yang diberikan berupa obat, disinfektan, sarana prasarana, serta Vaksin antrax sebanyak 11.017 dosis. Adapun vaksin sebanyak 12.667 dosis diberikan kepada DIY, dan 37.133 dosis untuk buffer stock BBVET Wates.

“Penanganan sudah dilakukan cukup baik. Sudah cukup terkendali oleh pemerintah daerah,” kata Mentan, Kamis (13/7/2023) di Taman Budaya Gunungkidul.

Namun demikian kasus yang terjadi harus jadi ‘warning’ dan tidak boleh diabaikan. Meski menilai tak perlu penetapan KLB, akan tetapi penanganan secara intensif harus dilakukan.

Dipaparkan, sebagai bentuk antisipasi dan pencegahan penularan, daerah lain selanjutnya diminta menerapkan SOS atau tanda adanya bahaya.

“Kalau muncul hewan yang mati dengan gejala kena antraks dibakar atau dikubur,” pintanya.

Selanjutnya, 200 meter dari lokasi penularan harus diisolasi secara penuh oleh Puskeswan. Kemudian harus dijaga petugas sesuai protap.

Tak kalah penting, Mentan juga meminta agar edukasi kepada masyarakat mengenai antraks terus menerus dilakukan. Dia tidak ingin ada lagi kebiasaan mengkonsumsi daging ternak yang mati.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menyambut baik perhatian pemerintah pusat yang hadir turut membantu penanganan antraks.

“Kami selalu mengajak masyarakat utuk tidak panik dan khawatir berlebihan. Sehingga optimisme muncul,” ajak Sunaryanta.

Pihaknya mengklaim, penanggulangan antraks sejauh ini telah berlangsung secara optimal. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar