WONOSARI, (KH)— Menikmati akhir pekan untuk menghilangkan kepenatan aktivitas bersama keluarga, teman, dan komunitas, dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang menyediakan berbagai hiburan di malam hari, sekaligus memberikan suasana berbeda, ada ketenangan, ada juga suasana kemeriahan.
Salah satu pilihan dengan suasana malam yang meriah kala cuaca cerah adalah seputar Alun-alun Wonosari. Seperti diketahui, di kawasan ini belasan hiburan bagi keluarga dan puluhan pilihan kuliner menanti.
Banyak hal dapat dilakukan, mengajak keluarga mencoba beberapa permainan yang berada di sebelah barat alun-alun. Bersantai bersama komunitas, berkumpul pada sudut-sudut alun-alun sambil menikmati sajian kuliner malam, warung tenda, lesehan, dan lainnya.
Tersedia juga deretan tempat duduk di sisi selatan, di bawah kerlip lampu hias bagi yang menginginkan suasana romantis sambil melihat lalu lalang kendaraan tepat di Titik Nol Kilometer Wonosari.
Disampaikan Ketua Perkumpulan Pedagang Kaki Lima Mandiri (PKLM) Suryanto, ada sekitar 50-an pedagang kaki lima atau lesehan dan sejenisnya, di antaranya; bebek goreng, ayam goreng, pecel lele, bakmi Jakarta, jagung bakar, jus, burger, dan juga kuliner yang popular yakni angkringan.
“Permainan yang tersedia antara lain; sepeda hias/becak, skuter anak, mobil listrik, mini trail, kereta, pancingan mainan, istana balon, dan delman. Beberapa komunitas juga sering muncul melengkapi suasana malam alun-alun, ada komunitas BMX, skate board, musik jalanan, dan terkadang muncul komunitas sepeda klasik atau motor,” katanya beberapa waktu lalu.
Cuaca cerah, lanjutnya, sangat menentukan ramai tidaknya malam Minggu di Wonosari, selain masyarakat sekitar dan dari wilayah kecamatan zona tengah ada juga wisatawan yang mampir sepulang dari berbagai destinasi wisata di Gunungkidul.
Saat cerah 400 hingga 500 masyarakat mengunjungi alun-alun Wonosari. Dari kunjungan ini dalam satu malam perputaran uang baik pada permainan dan kuliner yang ada, Suryanto menyebut capaiannya hingga Rp 20 hingga 25 juta.
“Kalau ada hiburan, atau event maka dapat naik hingga 50% bahkan lebih,” tambah Suryanto. Pedangang yang biasa mangkal, oleh Kantor Pengelola Pasar ditarik retribusi sebesar Rp 1000, sedangkan uang kebersihan dari DPU sebesar Rp 10 ribu dalam satu bulan.
Disinggung adanya rencana pemerintah untuk merelokasi pedagang kaki lima, tanggapan perkumpulan yang telah mengantongi SK Kemenkum HAM ini menganggap apabila kawasan kuliner berjauhan dengan area permainan, maka dinilai sangat sepi. Ia memiliki pandangan, semua kuliner malam dijadikan pada satu kawasan yakni di sepanjang jalan baru, dari depan Masjid Al Ikhlas ke utara hingga ujung jalan. (Kandar)