Sugito mengungkapkan, Menhir dengan panjang 3,57 meter itu merupakan Menhir terbesar dan terpanjang dari yang pernah ada di kawasan situs Sokoliman. Meski patah Menhir tersebut kondisinya termasuk paling utuh diantara yang lain.
Saat ini Menhir diamankan di komplek situs atau penampungan benda purbakala di Sokoliman. Pihaknya telah menyampaikan penemuan tersebut ke pihak Badan Pelestari Cagar Budaya (BPCB) tidak lama setelah ditemukan.
“Rencana juga akan ditampung dan dirawat dijadikan satu bersama yang lain di penampungan situs Sokoliman,” terang Sugito. Ia menjelaskan, Menhir merupakan arca persembahan/ ritual keyakinan pada masa itu.
Di kawasan Sokoliman, dari titik pusat penampungan benda purbakalan dalam radius antara 300-400 meter memang banyak ditemukan peninggalan manusia purba. Di wilayah ini diyakini sebagai tempat berkoloni atau pemukiman karena merupakan titik subur.
Selain itu adanya goa sebagai serta dekatnya dengan sumber air, sungai oya, merupakan ekosistem penopang manusia purba untuk tinggal. “Tidak jauh dari sungai oya ada lumpang batu dan lesung batu merupakan bukti yang lain adanya peradaban manusia purba,” paparnya.
Sambung dia, situs di Sokoliman sebagai tempat penguburan dan pemujaan, tidak jauh dari situ dimungkinkan merupakan lokasi bercocok tanam atau usaha lain untuk bertahan hidup.
Karena begitu banyaknya benda peninggalan prasejarah di wilayah tersebut, untuk menanggulangi kerusakan dan keamanannya Sugito berulang kali telah mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar untuk ikut berperan aktif menjaganya.”Kita juga libatkan komunitas,” pungkasnya. (Kandar)