PATUK, kabarhandayani.– Untuk meningkatkan nilai jual makanan olahan, kualitas kemasan makanan perlu diperhatikan. Makanan yang dikemas dengan rapi dan menarik akan menjadi pilihan konsumen.
Seperti yang diterapkan pada olahan tape singkong Ngatinah (50) warga Padukuhan Gambiran, Desa Bunder, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Makanan fermentasi yang biasanya hanya dijual dalam plastik, ia kemas menggunakan besek atau wadah yang terbuat dari anyaman bambu dan diberi label.
“Saya mengikuti saran Pak Camat untuk mengemas dengan cara seperti ini yakni memakai besek dan diberi label. Jadi tape saya sudah ber-merek,” jelas Ngatini pada Jumat (8/8/2014).
Ngatini menuturkan, sebelum dilakukan teknik pengemasan yang seperti ini, penjualan tape hasil olahannya hanya berkutat di pasar tradisional dengan harga Rp 6.000,00 per kilo gram. Namun sejak dikemas dan diberi label, makanan yang berbahan dasar singkong ini mulai berjejer di pusat oleh-oleh yang laris diminati pembeli baik wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul atau pemudik yang menjadikan tape sebagai oleh-oleh dari Gunungkidul.
Lanjut Ngatini, meskipun harga tape kemasan plastik dan besek dijual dengan harga yang sama, namun ia mengaku mengalami peningkatan penghasilan. Pasalnya, pembeli menyukai kemasan tape dari besek yang mudah dibawa tanpa merusak struktur atau bentuk tape.
Ngatini mengaku, dalam sehari ia memproduksi sekitar 100 hingga 125 kilo gram tape. Makanan berbahan singkong yang diolah dengan cara direbus, diberi ragi dan diimbu dengan balutan daun pisang pada bak ini selalu habis setiap harinya.
Camat Patuk, Haryo Ambar, penggagas kemasan ini menjelaskan, olahan tape sebenarnya sudah memiliki daya jual yang lebih tinggi dari pada singkong. Sehingga tape yang dijual dengan kemasan besek menjadi lebih menarik dan penghasilannya bertambah.
“Dengan cara ini diharapkan mampu meningkatkan ekonomi warga karena pembelinya juga bukan hanya warga lokal, tetapi tape pun diminati para wisatawan yang berkunjung, bahkan wisatawan manca negara,” pungkasnya ketika menikmati tape bersama wisatawan asal Turki. (Mutiya/Hfs)