WONOSARI, (KH),– Mbah Sutaruno (75), yang dikabarkan hilang sejak Senin (8/3/2021) pagi akhirnya ditemukan dalam keadaan telah meninggal di sebuah bekas galian tambang. Korban merupakan warga Padukuhan Kepil, Kalurahan Mulo, Kapanewonan Wonosari, Gunungkidul.
Mbah Sutaruno dikabarkan hilang sejak Senin dinihari. Pencarian korban yang dilakukan oleh puluhan warga bersama relawan ke sejumlah lokasi di seputar rumah Mbah Sutaruno hingga ke hutan-hutan, sampai Senin siang masih nihil. Sekitar pukul 15.00 WIB korban ditemukan meninggal dunia di sebuah kubangan bekas tambang.
Kejadian berawal pada Senin pagi. Istri korban mencari keberadaan suaminya. Sebab tidak seperti biasanya, suaminya tidak membuat api didapur untuk memasak air. Istri korban semula tidak menaruh curiga apapun. Usai bangun ia melanjutkan shalat Subuh. Setelah gelap pagi berangsur terang, korban belum juga terlihat.
“Istri korban mulai menaruh curiga, dan mencoba mencari keberadaan korban bersama beberapa tetangganya,” terang Kapolsek Wonosari, Kompol Mugiman, Senin (8/3/2021) sore.
Walau sudah memperlebar radius pencarian, hingga agak siang, pihak keluarga belum juga menemukan keberadaan korban.
“Sekitar pukul 07.30 WIB keluarga dan warga melaporkan peristiwa tersebut ke Bhabinkantibmas Polsek dan perangkat kalurahan. Lantas dilakukan pencarian sampai pukul 11.00 WIB belum membuahkan hasil,” terangnya.
Karena korban belum juga ditemukan sekitar pukul 11.30 WIB mereka melaporkan peristiwa tersebut ke Pos SAR DIY di Gunungkidul. Petugas SAR kemudian melakukan Assesment dan Mapping serta kordinasi dengan keluarga dan warga yang sudah melakukan pencarian.
Kekhawatiran keluarga memang sangat beralasan, sebab diketahui bahwa mbah Sutaruno mempunyai riwayat penyakit jantung dan tuna rungu. Walaupun pagi itu, korban pergi meninggalkan rumah dalam kondisi sadar dan sehat. Sebelumnya sekitar 2 Minggu yang lalu korban juga pergi meninggalkan rumah dan ditemukan di dekat Telaga Dung Gubah dengan radius 500 meter dari rumahnya.
“Kekhawatiran keluarga bertambah karena di sekitar rumah korban terdapat banyak kubangan bekas tambang dengan kedalaman antara 2 hingga 6 meter. Keluarga korban khawatir korban jatuh tenggelam mengingat saat ini genangan air cukup tinggi akibat musim penghujan,” lanjut Mugiman.
Sekitar pukul 15.00 WIB, kekhawatiran keluarga terbukti. Sebagaimana dugaan, korban ditemukan di kubangan bekas tambang di Padukuhan Pacing Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu.
“Korban ditemukan pada jarak sekitar 4 kilometer dari rumahnya. Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dari hasil pemeriksaan, ditubuh korban tidak ditemukan bekas penganiayaan, korban meninggal usai terjatuh dalam kubangan. Jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk segera dimakamkan,” tukas Mugiman. [Edi Padmo]