PLAYEN, (KH),– Sejumlah Santri putri di pondok Pesantren Al I’tishom, yang berada di Padukuhan Banaran, Kalurahan Playen, Kapanewon Playen, Gunungkidul keracunan makanan sehabis menggelar acara buka bersama, pada puasa terakhir Rabu (12/5/2021) lalu.
Para santri ini menyantap nasi box, yang berisi masakan ikan bakar yang dipesan dari salah satu rumah makan di kawasan Kapanewon Ponjong.
Sehabis menyantap makanan, para santri mengalami keluhan pusing, mual, diare dan ada yang beberapa mengalami kram perut. Sebanyak 160 santri yang merasakan gejala keracunan, dan 40 santri terpaksa dilarikan ke bebarapa Rumah Sakit untuk mendapat perawatan.
Ustadz Said Syamsul Huda, pimpinan pondok Al I’tishom menyatakan bahwa pihaknya memesan makanan berupa ikan bakar untuk acara buka bersama itu dari salah satu rumah makan di kawasan Ponjong.
Menurut Said, pihaknya memesan 480 nasi box yang digunakan buka bersama. 380 box untuk santri dan 100 box untuk staf pengajar pondok dan keluarganya.
“Rabu sore kami buka bersama, Kamis pagi saat akan Shalat Id, beberapa santri dan Ustadz pengajar dan keluarganya mulai mengeluhkan sakit perut,” terang Ustadz Said.
Karena semakin banyak santri yang mengalami gejala sakit yang sama, maka pihak pondok segera membawa santri-santri tersebut ke beberapa Rumah sakit.
“Semua rawat jalan, kecuali ada satu santri yang opname karena dehidrasi akibat diare,” lanjut Said.
Menurut Said, untuk saat ini, semua santri keadaanya sudah membaik, dan dalam pengawasan pengurus pondok.
“Untuk yang santri Opname, sudah dibawa pulang ke Pondok, hanya menginap satu malam di rumah sakit,” pungkas Said.
Jajaran Polsek Playen, yang mendapat informasi segera mendatangi lokasi pondok bersama Puskesmas Playen dan Dinas Kesehatan Gunungkidul untuk melakukan penanganan kejadian pada hari Jumat (14/5/2021).
“Kami menerima informasi baru tadi siang sebelum Shalat Jumat, tidak ada laporan resmi dari pihak pondok,” terang Aiptu Atmaji Purwanto, KSPK 1 Polsek Playen.
Setelah mendapat informasi, Polsek Playen segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait, diantaranya Puskesmas Playen dan Dinas Kesehatan.
“Kami mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi, dan mengambil sampel sisa makanan yang diduga sebagai penyebab keracunan,” lanjut Atmaji.
Sementara waktu, Atmaji mengaku belum bisa menyampaikan tindakan selanjutnya yang akan diambil. Sebab, saat ini masih menunggu hasil laboratorium sisa makanan yang diperiksa oleh pihak Puskesmas dan Dinas kesehatan.
“Kita harus menjunjung tinggi azas praduga tak bersalah, setelah hasil uji Laboratorium keluar, baru bisa kita ambil tindakan selanjutnya,” tandas Atmaji.
Atmaji menghimbau kepada seluruh masyarakat, jika ada kejadian semacam ini, untuk segera melaporkan ke pihak yang berwenang sehingga penanganan yang diambil tidak terlambat.
Sementara itu, Sumitro, Kepala bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Gunungkidul, menyatakan bahwa dari indikasi yang terjadi pada para korban, kuat dugaan bahwa mereka menderita keracunan makanan.
“Kejadian diketahui sudah lebih dari 24 jam, sebetulnya sudah agak terlambat, tapi sudah dilokalisir, tidak ada kasus baru,” terang Sumitro.
Menurut Sumitro, untuk saat ini langkah yang diambil adalah mengambil sampel sisa makanan dan akan diperiksa di Laboratorium. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui jenis makanan apa yang mengandung racun.
“Saat ini , kami sudah koordinasi dengan pihak layanan kesehatan di wilayah rumah makan tempat makanan dipesan guna mengambil sampel makanan di sana,” lanjut Sumitro.
Hal itu ditempuh untuk memastikan asal makanan yang diduga sebagai sumber makanan yang mengandung racun.
Senada dengan Aiptu Atmaji, Sumitro juga menghimbau kepada masyarakat, jika ada kejadian serupa agar segera melaporkan ke pihak Puskesmas, sehingga bisa segera ditangani.
“Segera laporkan, dan kami bisa segera menetralisir sumber dari keracunan, agar tidak menyebar ke tempat lain,” pungkas Sumitro.
Sampel-sampel sisa makanan saat ini sudah di bawa pihak Dinas Kesehatan untuk di periksa guna mengetahui jenis racun yang ada di makanan.
Sementara dari keterangan pihak Pondok Pesantren, dari 160 santri yang keracunan, ada 40 santri yang sempat dibawa ke Rumah sakit. 5 santri di PKU Muhammdiyah Wonosari, 18 santri dibawa ke RS Nur Rohmah, Playen, 6 santri di Klinik Wahyu Pratama Playen, dan 11 santri dibawa ke RSUD Wonosari. [Edi Padmo]