GUNUNGKIDUL, (KH),– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul mengalokasikan dana sebesar Rp3 Miliar untuk penanggulangan bencana. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pun telah menyetujuinya.
Sumber dana tersebut berasal dari dana Bantuan Tidak Terduga (BTT). Penggunaan dana BTT tersebut merupakan tindak lanjut dari status siaga Darurat Bencana yang ditetapkan Bupati Gunungkidul Sunaryanta dengan nomor 76/KPTS/2023.
“Sudah disetujui dan bisa direalisasikan. Penggunaannya bisa untuk apa saja seputar darurat bencana, diantaranya bisa untuk dropping air,” kata Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih di Bangsal Sewoko Projo, Kamis (7/9/2023).
Didampingi perwakilan Komisi D Arif Wibawa dan Komisi C Mar Subrata, Endah menerangkan, dalam situasi siaga darurat bencana, dibutuhkan tindakan cepat dan penanganan khusus. Sehingga dimanfaatkanlah dana BTT.
Sebelumnya Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBG) Gunungkidul telah menyiapkan dana sebesar Rp230 juta guna dropping air. Sejumlah dana tersebut dapat diwujudkan menjadi kurang lebih 1.000 tangki air.
“Akan tetapi jumlah 1000-an tangki air tidak akan cukup,” imbuhnya.
Data yang terbaru, sebanyak 56 kalurahan berpotensi terdampak kekeringan. Sejauh ini 6 kapanewon pun telah mengajukan permhonan dropping air bersih. 6 kapanewon tersebut mencakup Rongkop, Saptosari, Gedangsari, Ngawen, Panggang dan Purwosari.
Kemarau Gunungkidul tahun ini diprediksi terjadi lebih lama. Sebabnya, terjadi fenomena iklim el nino. Adapun puncak kemarau akan terjadi pada Oktober 2023 dan akan berlangsung hingga awal 2024. (Kandar)