Dosen Universitas Budi Luhur Jakarta 3 Bulan Sekali Rutin Salurkan Sembako Kepada 30 KK Miskin di Gunungkidul

oleh -4850 Dilihat
oleh
sembako
Hesti Mulyono dan Karangtaruna Siraman saat menyalurkan bantuan sosial di Gunungkidul. (KH)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Masyarakat miskin di Gunungkidul masih cukup banyak. Pemenuhan kebutuhan kesehariannya bahkan tak sepenuhnya dapat ditopang Bantuan Sosial (Bansos) pemerintah.

Kenyataan itu ditemui Hesti Mulyono, seorang dosen Universitas Budi Luhur Jakarta. Setidaknya selama 3 tahun terakhir dia mondar-mandir Jakarta-Gunungkidul menyalurkan bantuan sosial. Wujudnya berupa paket sembako serta uang.

“Kami dan teman-teman di Jakarta menyisihkan uang guna pelaksanaan baksos ini. Awalnya kami tahu kegiatan Karangtaruna di Bulurejo, Siraman melalui media sosial,” katanya saat menyerahkan bantuan sosial di Pulutan, Wonosari, Gunungkidul, Minggu (10/9/2023).

Dia mengisahkan, kegiatan yang dilakukan karangtaruna dengan tagline ‘Berbagi Untuk Negeri’ menarik perhatiannya. Hesti lantas menghubungi karangtaruna berniat bergabung.

“Dulu, mereka mencari anak yatim-piatu lalu menyerahkan bantuan ke rumah-rumahnya. Saya dan teman-teman di Jakarta lantas sepakat turut andil,” kenang dia.

Tak hanya mengirimkan dana sosial, dia sendiri turut terjun dan berkunjung ke rumah-rumah sasaran penerima bantuan sosial. unsur sasaran penerima pun ditambah. Tak hanya anak yatim-piatu, diantaranya juga lansia dan keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Dalam penyaluran, Hesti dibantu Karangtaruna Bulurejo, Siraman. Aksi sosial mereka kini dinamai ‘tetutung mring sapada’.

Selain unsur penerima yang bertambah, wilayah sasaran juga makin luas. Mulai dari wilayah Wonosari, Tepus, Paliyan, Semanu dan lain-lain.

“Ada 30-an penerima yang rutin kami kirim paket sembako dan uang setiap 3 bulan sekali. Para penerima kebanyakan tak lagi mampu mencari penghasilan. Selain karena usia, sebagian juga tak memiliki sanak saudara,” tutur Hesti.

Pihaknya membuka diri bagi siapapun yang ingin terlibat dalam kegiatan tersebut. Alasannya, semakin banyak yang terlibat, semakin banyak pula yang bisa dibantu. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar