Wakil Rektor UGK, Catarina Wahyu Dyah Purbaningrum mengatakan, pengambilan tema telah sesuai dengan apa yang menjadi misi UGK. Yakni, menjadi universitas unggul dalam pembangunan kawasan karst tahun 2045.
“Adapun maksud acara ini kami buat untuk mempertemukan berbagai pihak dengan harapan memberikan wawasan dalam hal pengelolaan kawasan karst yang melintasi kawasan Gunungkidul,” kata Catarina.
“Sehingga berbagai hal potensial yang ada di Gunungkidul dapat berdampak pada kesejahteraan,” sambung dia.
Selain itu, kegiatan seminar tersebut menjadi bagian dari ranah pengembangan implementasi Kurikulum MBKM di UGK.
Ia menyebut, di usia ke 23 ini, UGK berkomitmen untuk terus melakukan praktik tata kelola perguruan tinggi dan tentunya berperan dalam pembangunan Kabupaten Gunungkidul melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam kesempatan ini Prof. Setya Budi Indarto banyak mengulas mengenai kebijakan pembangunan yang berdampak pada kawasan karst. Baik kesesuaiannya, optimalisasi kawasannya serta langkah nyata perlindungannya.
Pegiat lingkungan, Edi Padmo menyambut baik UGK mengisi dies natalis dengan kegiatan bertema karst dan lingkungan. Harapannya, dengan rangkaian acara ini dapat berdampak terhadap arah pembangunan di Gunungkidul. (Kelvian)