WONOSARI, (KH)— Belakangan ini tudingan bertubi dilontarkan ke pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari perihal pembangunan dan agenda peresmian fasilitas gedung baru. Salah satu kritik pedas datang dari ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul, Suharno SE.
Suharno yang sedianya menjadi salah satu tokoh untuk menyaksikan peresmian gedung baru pada Jum’at, (30/12/2016) lalu mengaku kecewa. Tak basa basi, ia melempar kritik pedas ke pihak RSUD melalui akun media sosialnya.
Dikonfirmasi mengenai pernyataannya tersebut, Suharno secara terbuka mengakui kekecewaannya atas kondisi gedung yang hendak diresmikan bersama bupati itu. Ditanya apakah karena terlalu jengkel sehingga mengumbar tudingan melalui medsos, Suharno lugas menjawab singkat “Ya”.
“Sarana prasarana belum siap mestinya sekarang diresmikan, besok sudah difungsikan untuk pelayanan masyarakat, kayaknya biar kelihatan wah, akhir tahun RSUD sudah top. Saya datang menghadiri undangan. Melihat seperti itu mendingan balik kanan maju jalan alias pulang aja????,” tulis Suharno, Jum’at, (30/12/2016) lalu di akun pribadinya.
Status itu pun mendapat beragam tanggapan dan dukungan dari teman di dunia maya. Sepertinya menyatakan sepakat bahwa RSUD Wonosari perlu banyak pembenahan, disamping fasilitas juga pelayanannya.
Dikonfirmasi atas beragam kritik dan tudingan, RSUD memberikan tanggapan dan penyesalan atas keluarnya beragam teguran, kecaman dan suara miring itu. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari, Aris Suryanto menganggap bahwa prinsip dari berbagai steatmen yang dilontarkan itu sebagai bagian dari evaluasi.
“Silahkan saja, sepanjang norma-norma dan etikanya diikuti. Kalau sudah diluar norma dan etika, yang perlu dicermati adalah ada motif apa dibalik lontaran kritik itu, kecewa karena kemauannya tidak dituruti, atau ada motif lain?,” tanya balik Aris Suryanto, Sabtu, (31/12/2016).
Dirinya menguraikan penjelasan, Ada tiga gedung yang rencananya diresmikan. Ia mengklaim 2 gedung sudah selesai 100% dan siap digunakan, yaitu gedung radiologi dan bangsal kelas 3. Sementara 1 gedung, IGD memang belum siap digunakan karena memang pembangunannya 2 tahap. Tahap 1 tahun 2016 dan dilanjutkan tahap kedua di tahun 2017.
“Ketua dewan hanya datang 5 menit menjelang peresmian. Hanya lihat ada kanopi yang bocor, langsung marah-marah dan tidak mau mendengarkan penjelasan kami. Langsung pergi dan kemudian banyak steatment di media,” keluh Aris.
Sambung dia, kebetulan yang didatangi ketua dewan adalah bangunan yang memang pembangunannya 2 tahap, yaitu di IGD. Akan tetapi, kata Aris, pernyataan yang keluar seakan-akan semua bangunan belum jadi. “Ini yang saya sayangkan,” ketus Aris.
Menurutnya, pernyataan ketua dewan juga tidak sepenuhnya benar. Karena yang disebutkan sarananya kurang, seperti AC. Ungkapnya, memang di pekerjaan tahun ini belum ada. “Itu pekerjaan tahun 2017,” tandas dia.
Aris memaparkan, terkait dengan peresmian gedung, tidak ada aturan yang mengatur bahwa peresmian itu harus sudah siap digunakan. Esensi peresmian sebenarnya adalah menyampaikan informasi ke publik bahwa ada tambahan layanan di RSUD. Sehingga masyarakat bisa mengontrol bagaimana layanan baru ini berproses. Peresmian itu intinya mencari social enforcement untuk berproses. “Ini esensinya,” tegas Aris lagi.
Dirinya berharap, karena RSUD menjadi satu-satunya milik pemerintah Kabupaten Gunungkidul, dirinya menyampaikan ajakan untuk dibangun bersama-sama. “Kritik silahkan tapi yang sifatnya membangun. Jangan melakukan kritik yang justru bisa menjatuhkan kepercayaan masyarakat kepada RSUD. Ironis kalau kemudian orang Gunungkidul tidak punya komitmen membangun tapi malah menjatuhkan hanya karena motif-motif dan kepentingan lain,” pungkas Aris. (Kandar)