GIRISUBO, kabarhandayani.– Drs Supriyadi, Kepala Desa Tileng Kecamatan Girisubo mengungkapkan harapannya agar pemanfaatan Dana Keistimewaan (Danais) Yogyakarta yang selama ini dikucurkan pemerintah Provinsi Yogyakarta juga ditekankan di bidang moral dan mentalitas budaya Jawa. Selama ini ia menilai penggunaan anggaran danais cenderung lebih dialokasikan pada pengadaan barang dan kegiatan pementasan seni budaya.”Saya kira gamelan dan wayang tidak akan pernah hilang, namun yang jadi masalah adalah regenerasi dalang dan pelaku seni budaya yang lain. Nah, hal ini tidak bisa hanya dilakukan dengan pengadaan barang dan pembiayaan kegiatan semata, tapi perlu usaha yang spesifik untuk menumbuhkan rasa cinta pada budaya jawa secara menyeluruh,” terangnya, Rabu (3/8/2014) saat menghadiri
sebuah acara pementasan wayang kulit di Desa Tileng.
Budaya Jawa, lanjut Supriyadi, bukan hanya sekedar pementasan reog, jathilan, wayang, atau berbagai kegiatan seni yang lainnya. Menurutnya, penggunaan dana untuk hal semacam itu hanya akan dinikmati oleh beberapa kelompok masyarakat saja.
“Apa Danais itu hanya untuk pembelian alat-alat saja dan membiayai pagelaran seni saja? Saat ini yang lebih dibutuhkan adalah bagaimana mendidik generasi kita ini agar memiliki budaya dan moral seperti budaya orang Jawa dulu yang dikenal sopan, santun dan beretika. Sekarang ini mentalitas itu dulu yang harus dibenahi dengan mengadakan pelatihan budaya dan moral orang Jawa, kursus bahasa Jawa, pelatihan aksara Jawa yang bisa didanai melalui program Danais,” tegasnya.
Menurut Supriyadi, saat ini hanya orang yang tahu tentang Danais saja yang bisa mengajukan permohonan. Harusnya pemerintah sudah memetakan hal ini secara umum dan bukan hanya menggelontorkan anggaran berdasarkan proposal yang masuk.
“Saya ingin ada banyak sosialisasi tentang Danais karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang hal ini sementara anggaran Danais sangat besar. Kasih tahu warga bagaimana cara mengajukan proposal agar mereka semua bisa merasakan anggaran ini. Saya khawatir Danais hanya dimanfaatkan oleh oknum yang ingin mencari keuntungan dan kekayaan dari berbagai kegiatan seni budaya yang diusulkan itu,” lanjutnya.
Berdasarkan pantauan KH memang banyak warga masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara mendapatkan alokasi Danais. Hal ini memang sungguh memprihatinkan, disaat banyak warga yang telah merasakan Danais hingga milyaran rupiah, ternyata banyak warga juga yang belum mengetahui tentang bagaimana cara mendapatkan memperoleh danais tersebut untuk kepentingan masyarakat. (Maryanto/Hfs)