Launching Sega Gudhang Karak Ganyong Di Desa Terbah

oleh -8495 Dilihat
oleh
Launching Sega Gudhang Karak Ganyong di Desa Terbah. KH/ Nurul.
Launching Sega Gudhang Karak Ganyong di Desa Terbah. KH/ Nurul.

PATUK, (KH),– Minggu, 19 November 2017, Desa Terbah, Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul, mengadakan Launching produk olahan makanan Sega Gudhang Karak Ganyong. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Gunungkidul, Dr. Drs. H. Immawan Wahyudi, MH, Camat Patuk R.Haryo Ambar Suwardi, S.H, M.Si, Kepala Desa Terbah, Forum Mahasiswa Kecamatan Pathuk (FMKP), Forum Mahasiswa Desa Ngoro-oro (FMDN), Komunitas Turnamen Bola Voli,  Komunitas Mount JJ, dan Komunitas Motor Vixion.

Bersamaan acara launching produk makanan tersebut juga diadakan donor darah oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Peresmian secara simbolis dilakukan pemotongan tumpeng oleh Wakil Bupati Gunungkidul, Dr. Drs. H. Immawan Wahyudi, MH.

Immawan menyatakan, launching dilakukan salah satunya sebagai bentuk pengakuan bahwa Sega Gudhang Karak Ganyong merupakan makanan khas Desa Terbah. “Dengan launching semoga semakin dikenal, sehingga produk makanan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Terbah,” harap Immawan.

Kini, Sega Gudhang Karak Ganyong merupakan salah satu produk makanan yang dikembangkan oleh Paguyuban Muda Mudi (PMM) Terbah, sebagai salah satu perwujudan dari program One Vilage One Product (OVOP). OVOP merupakan program yang menekankan kepada setiap desa untuk memiliki produk unggulan yang merupakan ciri khas desa tersebut.

Selaras dengan program OVOP, Sega Gudhang Karak Ganyong layak dikembangkan karena merupakan produk khas Desa Terbah. Sebagaimana ditekankan ketua PMM Terbah, Sriyadi S.pdi, bahwa Sega Gudhang merupakan menu khas desa, sementara awal mula muncul Karak Ganyong hanya ada di Terbah.

Sriyadi memaparkan, berdasar penelusuran Sega Gudhang di Desa Terbah muncul pada tahun 1957. Menu makanan ini menjadi salah satu produk yang di jual di Pasar Belang. Pasar Belang terletak di Padukuhan Belang, Desa Terbah, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Pasar ini berdiri pada tahun 1945 yang diprakarsai oleh Suro Diharjo. Awalnya pasar hanya beroperasi setiap Pahing dan Kliwon. Disebutkan, Sega Gudhang adalah makanan yang menjadi daya tarik pengunjung untuk datang ke pasar Belang.

“Menu makanan ini diciptakan oleh Ngatirah Warno Sugito, yang terinspirasi dari Sega Tumpeng yang biasanya digunakan untuk peringatan kelahiran atau neton. Kemudian Ngatirah memodifikasi menjadi Sega Gudhang,” terang Sriyadi.

Seiring berjalannya waktu, Sega Gudhang biasa dihadirkan sebagai nadzar ketika orang sembuh dari sakit. Selain itu, makanan ini juga dihidangkan untuk acara gotong-royong di suatu tempat. Hal lain yang unik pada pembelian atau pemesanan Sega Gudhang pada zaman dahulu terdapat istilah angon putu. Angon Putu merupakan istilah yang lazim digunakan masyarakat Desa Terbah untuk menyebut suatu keluarga yang memiliki 25 cucu. Sesuai tradisi lokal yang ada, cucu-cucu tersebut diajak ke Pasar Belang untuk dibelikan Sega Gudhang.

“Pada zaman dahulu, harga satu porsi Sega Gudhang hanya Rp. 0,5. Apabila menggunakan tambahan lauk tahu bacem harganya menjadi Rp. 1. Bahan utamanya biasanya juga ditambah dengan sayuran lain, seperti kacang panjang, kecambah, dan nangka muda,” urai Sriyadi.

Sementara itu, salah satu penjual Sega Gudhang, Sugiyem, mengaku mampu menghidupi keluarganya dengan berjualan Sega Gudhang. Ibu yang mempunyai tiga orang anak ini mulai berjualan sejak tahun 2003. Dagangan olahan makanan Sega Gudhang merupakan warisan turun-temurun dari keluarganya. Ia berjualan setiap Pahing dan Kliwon di Pasar Belang sedangkan hari Pon dan Legi di Pasar Tawang.

Sugiyem merasa sangat senang dengan adanya launching Sega Gudhang. Menurutnya dengan adanya launching, maka Sega Gudhang dapat dikenal masyarakat luas.

“Berjualan Sega Gudhang merupakan profesi saya yang didapatkan dari keluarga secara turun temurun. Dahulu hidup keluarga kami tidak sebaik sekarang, kemudian diajarkan berjualan Sega Gudhang oleh ibu. Bersyukur saya dapat menghidupi dan menyekolahkan anak-anak karena rejeki yang mengalir dari berjualan Sega Gudhang” tutur Sugiyem bangga.

Sementara ini, Sega Gudhang tersedia di Pasar Belang pada hari Pahing dan Kliwon, lalu pada hari Pon dan Legi di Pasar Tawang. Kedepan akan dibuatkan gazebo khusus untuk berdagang Sega Gudhang setiap hari di Desa Terbah. (Nurul)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar