WONOSARI,(KH) — Keberadaan penjual pasir baik di pangkalan pasir maupun pedagang keliling dengan truk dahulu menjadi andalan warga yang sedang membangun rumah maupun bangunan lainnya. Kondisi saat ini, para penjual pasir di pangkalan maupun penjual keliling mengaku masih sepi pembeli.
Pantauan KH di pangkalan pasir Kepek 2, Kepek, Wonosari, para sopir truk penjual pasir lebih banyak duduk santai di pangkalan pasir tersebut. Sebagian sopir mengungkapkan, pembeli pasir menurun drastis.
“Dahulu pangkalan pasir Kepek 2 mampu menampung 15-20 rit pasir, saat ini hanya menampung 6 rit pasir setiap harinya, itupun kadang tidak semua laku terjual,” ucap Hermanto, pengelola pangkalan paguyuban sopir sopir truk Gunungkidul.
Ia menceritakan, saat ini untuk dapat memperoleh setoran sebesar Rp 100 ribu dalam waktu sehari sangat sulit. Agar mampu mencari setoran dan kebutuhan hidup, para sopir menjual pasir keliling.
Salah seorang sopir truk pasir, Diyono menambahkan, pasir dari Kali Progo didapatkan dengan membeli seharga Rp 500 ribu. Jika dijual sampai ke warga dijual dengan harga Rp 900 – 1 juta.
“Karena biaya dari mengambil pasir sudah mahal ditambah harga bbm kian menanjak, setoran bahkan ada yang mencapai Rp 200 ribu per hari. Hal ini membuat sopir truk pasir tidak bisa berbuat banyak untuk memberikan harga yang murah,” jelas Diyono.
Menurut Diyono, warga yang membeli pasir mulai ramai saat musim kemarau tiba. Pasalnya setiap musim kemarau banyak warga yang memperbaiki maupun membangun rumah.
“Ini sepi, sejak awal 2015 lalu, mau tidak mau sopir truk pasir harus jemput bola dengan menjual pasir keliling,” pungkasnya. (Atmaja).