GUNUNGKIDUL, (KH),– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menargetkan tahun 2022 seluruh desa yang ada di Kabupaten Gunungkidul sudah terbentuk menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana). Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana BPBD DIY, Ir. Fauzan, M.T., saat menghadiri pengukuhan dan simulasi bencana di Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo, kawasan Pantai Sadeng pekan lalu.
Fauzan, menuturkan, pengukuhan destana merupakan upaya mitigasi bencana. Dalam mitigasi bencana terdapat beberapa unsur yang terlibat untuk bertanggung jawab, yakni; tanggung jawab pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah desa, tanggung jawab masyarakat, serta dunia usaha.
Menurutnya, poin pentingnya, yakni apabila terjadi bencana masyarakat akan lebih tanggap dengan segala hal, terutama untuk pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan hidup.
“Seperti sanitasi, sarana air bersih, kebutuhan pokok dan sarana lainnya,” ujar Fauzan.
Lebih penting lagi ditekankan, untuk penataan fasilitas yang ada di kawasan pantai agar di tata sedemikian baik, agar jika terjadi bencana memudahkan dalam pelaksanaan evakuasi.
Dengan ditatanya sarana prasarana yang ada, meminimalisir ancaman baru bagi warga masyarakat. Setelah dikukuhkan, BPBD DIY yakin bahwa masyarakat di Desa Songbanyu, di kawasan Pantai Sadeng khususnya lebih siap siaga menghadapi bencana.
Apabila terjadi bencana gempa bumi bahkan yang berpotensi tsunami, masyarakat sedikit banyak telah memahami bagaimana prosedur upaya penyelamatan.
Fauzan, menambahkan, Destana merupakan salah satu komponen penanggulangan yang terus diaktivasi dan akan terus ditingkatkan untuk antisipasi bencana.
“Ketika terjadi bencana maka warga bisa evakuasi secara mandiri dengan panduan dari BPBD dan instansi yang lain,” sambung Fauzan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edi Basuki, dalam kesempatan berbeda melaporkan, kegiatan simulasi berikut pengukuhan destana sangat bermanfaat bagi warga masyarakat terlebih di wilayah pantai.