Pada awal merintis usaha charteran, kakak-beradik ini juga pernah melayani charteran antar pulau, utamanya Wonosari – Lampung. Yudha menuturkan, hampir setiap menjelang lebaran mendapatkan orderan untuk menjemput para transmigran yang bermaksud menengok kampung halaman.
“Ada beberapa transmigran yang berasal dari Rongkop, Semin, dan Playen yang order ke kami minta dijemput secara rombongan. Kemudian saat setelah lebaran, kembali mengantar balik ke Lampung,” urainya.
Sebagai pelaku usaha yang benar-benar mengandalkan cipratan rejeki dari aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat, Yudha berharap perkembangan kepariwisataan di Gunungkidul dan perkembangan kesejahteraan ekonomi masyarakatnya dapat menopang keberlangsungan para pelaku bisnis, termasuk pelaku jasa angkutan, seperti dirinya.
Diluar masalah bisnis, apa yang dilakukan PO Putri Mulia ini ternyata juga diilhami perkara-perkara yang tidak bisa dianggap remeh. Yudha mengungkapkan, ia dan kakaknya menekuni bisnis angkutan ini karena terdorong agar masyarakat sadar naik angkutan umum itu murah dan sesungguhnya memiliki dampak positif.
“Naik angkutan umum itu justru lebih murah, dan dapat meningkatkan kerukunan antar masyarakat. Kan kalao naik angkutan bareng yang sebelahan tempat duduk mosok tidak bertutur sapa? Juga mengurangi kemacetan, bayangkan kalau jalan pakai motor/mobil pribadi. Lantas berapa jumlah kendaraan yang seliweran padahal tiap rumah punya minimal 2 motor itu?” ungkap Yudha.
Kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah, Yudha berharap agar membuat kebijakan dan peraturan yang memberdayakan potensi lokal usaha kecil angkutan umum ini. Menurutnya, caranya cukup mudah, instansi pemerintah atau swasta kalau pergi massal untuk rapat atau acara lain pakai bus saja, tak perlu naik motor atau mobil pribadi.
Yudha berpendapat, nasib para pebisnis angkutan di Gunungkidul seperti yang dialaminya jelas suram apabila berharap rejeki hanya dari trayek angkutan antar kecamatan, karena penggunaan motor dan kendaraan pribadi tidak bisa dihalangi. Faktor lainnya, bis-bis malam luar kota jarang yang bertujuan akhir dan menurunkan penumpang di Terminal Wonosari. Bis-bis malam AKAP yang beroperasi di Gunungkidul kebanyakan langsung menuju ke poolnya masing-masing di Semin, Ponjong, Ngawen, Nglipar, Wonosari, dan Playen.
Tetapi, ia menyatakan, membaiknya permintaan bisnis carteran wisata dan keperluan lain di Gunungkidul berpeluang menaikkan PAD Gunungkidul dari sektor pajak kendaraan yang digunakan untuk berusaha.
“Tapi, semua hal manis itu mesti diimbangi oleh pemerintah utamanya Dishub untuk memberikan pelayanan terbaik dan tidak mempersulit perijinan bagi para perintis usaha angkutan,” tutup Yudha. (Tugi)
***
Pembaca yang membutuhkan jasa carteran PO Putri Mulia dapat menghubungi melalui telepon/WA 081804318251 atau 081225878559.