Sapi Gunungkidul Mati Postitif Terkena Antraks, Ratusan Ternak Disuntik Antibiotik

oleh -1259 Dilihat
oleh
Tim Gerak Cepat Dinas Pertanian Dan Pangan Gunungkidul memberikan antibiotik bagi ternak. KH.

GUNUNGKIDUL, (KH),– Sedikitnya ada 5 sapi mati mendadak di Gunungkidul, tepatnya di Dusun Grogol 4, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo akhir April lalu. Satu dari lima sapi tersebut dipastikan positif terkena antraks usai uji laboratorium. Sementara 4 lainnya masih menunggu hasil pengujian di Balai Besar Verteriner.

“Satu yang positif, 4 lainnya hasil uji laboratorium keluar besok Senin,” terang Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto di kantornya, Jum’at, (24/5/2019).

Pasca satu ekor dipastikan terkena bakteri antraks. Dinas Pertanian dan Pangan melakukan langkah-langkah penanggulangan penyebaran spora antraks. Hingga Jum’at siang ratusan ternak di sekitar sapi yang suspect antraks diberi vaksin oleh Tim Gerak Cepat Dinas Pertanian Dan Pangan Gunungkidul.

“Pemberian antibiotik telah menyasar 176 sapi, 485 kambing dan 9 ekor domba. Suntik antibiotik menyasar ternak warga di Dusun Grogol 4, 5 dan 6 serta Padukuhan Tawarsari,” lanjut dia.

Pihaknya memastikan bahwa di pusat sekitar sapi mati positif antraks semua ternak harus diberi antibiotik, kemudian untuk ternak dengan jarak yang semakin jauh prosentase jumlah ternak yang diberi suntik menurun. Antisipasi tersebut dilakukan, sebab antraks merupakan penyakit yang tergolong berbahaya.

Pihaknya prihatin, sapi mati yang terkena antraks disembelih lalu dijual. Padahal, tindakan penyembelihan dan memakan daging sapi tersebut berisiko tertular bakteri antraks. Dijelaskan, beberapa hal yang dapat menimbulkan penularan antraks antara lain orang yang memiliki luka melakukan kontak dengan sapi yang terkena antraks, misalnya baik saat memelihara, menyembelih, mengangkut daging dan lain-lain. Lalu dapat terjadi penularan melewati pencernaan. Hal tersebut terjadi jika seseorang memakan daging sapi yang terkena antraks.

Lebih jauh disampaikan, antraks lebih berbahaya jika sudah keluar lewat darah yang terurai saat disembelih dan berinteraksi dengan oksigen. Karena, bakteri akan membentuk spora. Spora antraks tersebut akan lebih kebal jika berada di luar tubuh hewan.

“Maka hewan di sekitarnya disuntik. Bakteri yang berada di dalam tubuh hewan mudah dimatikan. Setelah selang dua minggu tahapan pemberian antibiotik selesai baru divaksin untuk pencegahannya,” papar Bambang.

Pihaknya menghaimbau agar hati-hati jika ada sapi yang mati mendadak. Alangkah baiknya sapi mati terlebih cenderung mendadak tidak diperjualbelikan atau dikonsumsi.

“Ciri sapi mati terkena antraks darahnya tidak menggumpal. Jika darah sapi mati saat diambil sampelnya atau disembelih masih mengalir maka kemungkinan besar kematian sapi akibat antraks,” sambung Bambang lagi.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar