Produk Kreatif Gunungkidul, Sumedi Bikin Kacamata Berbahan Kayu

oleh -1304 Dilihat
oleh
Sumedi menunjukkan frame kacamata kayu buatannya. KH/ Kandar

PANGGANG, (KH)— Butuh waktu lama, setidaknya baru setelah 10 bulan melakukan percobaan/ trial, wirausaha dengan hasil karya yang tergolong kreatif ini barulah berani memasarkan produknya. Produk berupa kacamata dengan frame berbahan kayu menambah jenis wirausaha baru sekaligus unik di Gunungkidul.

Dengan memanfaatkan limbah kayu dari mebelair di sekitarnya, Sumedi, pengrajin yang tinggal di wilayah Panggang ini menuturkan bagaimana ia memulai usahanya. Awalnya ide muncul bersama beberapa mahasiswa KKN dari salah satu universitas di Yogyakarta.

Bersama mahasiswa jurusan kehutanan itu Sumedi memiliki niat selain berwirausaha, pembuatan kacamata berbahan kayu untuk mengkampanyekan peningkatan nilai jual salah satu potensi di Panggang, yakni kayu.

“Bayangkan, hampir tiap hari truk keluar dari Panggang membawa kayu glondongan terus, selain kayu cepat habis, sebenarnya kayu dapat bernilai lebih tinggi daripada dijual glondongan,” ungkapnya, Selasa, (29/11/2016).

Memang tidak mudah, pembuatan kaca mata berbahan kayu diakui sangatlah sulit, hingga ia membutuhkan kurang lebih 10 bulanan untuk percobaan. Bagaimana agar simetris, presisi dan memenuhi syarat-syarat standar lain layaknya kacamata buatan mesin pabrik.

Berkat kegigihan produk frame kacamata kayu berhasil laku dipasaran. Dengan masih  melibatkan investor dan tim pemasar yang tak lain adalah mahasis KKN jurusan kehutanan itu, kreasi Sumedi laku dikota-kota besar.

Kacamata Asal Gunungkidul Laku di Luar Negeri

“Katanya pernah dibawa pameran ke Prancis juga. saya sebagai pembuat produk masih ada ikatan kerjasama dalam hal pemasaran, setiap satu produk diberi imbalan jasa produksi Rp200 ribuan,” terang Sumedi.

Memang permintaan belum begitu banyak, rata-rata sekitar 20-an biji setiap bulan. Selain frame kaca mata, dirinya juga membuat pembungkus flasdisk dari kayu. Bahan yang ia gunakan tidak sembarang jenis kayu, ia menggunakan kayu berjenis Sono keling. Selain warnanya menarik, kayu ini lebih kuat atau tidak mudah patah.

“Saya beberapa waktu terakhir mencoba membuat dengan bahan bambu. Ke depan saya ingin banyak warga yang terlibat, sementara ini sudah ada 4 warga yang kerja part time dengan saya,” imbuh Sumedi.

Sebagai ketua karang taruna desa, dirinya memiliki cita-cita di wilayahnya kelak memiliki produk khas serta unggulan berbahan kayu. Harapan dia, dengan terciptanya produk-produk baru dari kayu tersebut warga akan mendapat nilai jual kayu yang berlipat dibanding dijual glondongan, selain itu laju penebangan kayu juga bisa dikurangi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar