Saat ini, Kementan melalui Badan Litbang Pertanian menggencarkan pengembangan berbagai varietas padi inpago. Salah satu varietas padi gogo unggulan yang telah dikembangkan Kementan adalah varietas padi Inpago 9. Kepala BB Padi Dr. Ismail Wahab mengungkapkan bahwa berdasarkan areal tanam produksi benih klas SS di lahan sawah Kebun Percobaan Pusakanegara, Subang, produktivitas varietas Inpago 9 mencapai 8 – 9 ton per hektare. ”Potensi yang dimiliki varietas ini sangat menjanjikan karena varietas padi gogo lainnya hanya memiliki produktivitas rata-rata di bawah 6-7 ton per hektare,” ungkap Ismail. Untuk pengembangannya BB Padi tahun ini menyiapkan 100 ton benih varietas Inpago 9.
Selain produktivitasnya yang tinggi, Inpago 9 juga tahan terhadap kekeringan. Varietas ini merupakan hasil persilangan yang dilakukan oleh pemulia tanaman di BB Padi dengan menggunakan salah satu induk padi gogo asal Afrika yang tahan kekeringan. Varietas Inpago 9 dianjurkan untuk ditanam di lahan subur wilayah Jawa dan lahan kering masam podsolik merah kuning (PMK) yang banyak tersebar di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Pada panen yang dilakukan di Desa Banjarejo dan Desa Puliharjo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen awal tahun ini, petani mengaku terkesan dengan performa Inpago 9. “Inpago 9 memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit blas. Selama ini, penyakit blas merupakan momok yang menakutkan bagi petani padi ladang kering,” ucap Ismail. Petani harus mengeluarkan banyak biaya membeli obat-obatan untuk menanggulangi penyakit blas. Penggunaan varietas ini dapat mengurangi biaya penyemprotan pestisida.
Untuk melengkapi pengembangan varietas Inpago 9 maupun varietas padi gogo lainnya, Kementan juga menyiapkan paket teknologi LARGO Super. Melalui paket teknologi ini, petani dikenalkan dengan beragam teknologi pendukung, di antaranya sistem larikan gogo, yaitu jarak tanam yang memungkinkan proses fotosintesis lebih optimal. Selain itu, petani juga dikenalkan dengan penggunaan alat tanam tebar benih langsung dan pemberian pupuk hayati berupa pupuk berbasis mikroba non patogenik yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah. Dalam paket ini pula, petani dianjurkan untuk menggunakan bioprotektor untuk mengendalikan hama pada pertanaman padi. Produksi padi di lahan kering harus diupayakan menjadi pertanian yang modern dan ramah lingkungan.
Ismail mengharapkan pengembangan varietas Inpago 9 yang dibarengi penerapan paket teknologi Largo Super dapat mendongkrak produksi padi di lahan kering. Penerapan Largo Super di Kabupaten Kebumen pada musim hujan lalu terbukti mampu meningkatkan hasil padi gogo hampir dua kali lipat dibandingkan budidaya yang biasa digunakan petani. “Dengan pengembangan varietas Inpago dan paket teknologinya, kami harapkan produksi padi di lahan kering dapat meningkat sehingga secara keseluruhan produksi padi nasional pun bisa ditingkatkan,” ungkapnya.
****
(Kandar / Komunikasi Publik BB Padi Subang)