Warga Pesisir Rela Jual Ternak Dan Kayu Untuk Cukupi Kebutuhan Air

oleh -784 Dilihat
oleh
Salah satu ruas jalan yang melintasi perbukitan di Purwosari. KH/ Kandar.
Salah satu ruas jalan yang melintasi perbukitan di Purwosari. KH/ Kandar.

PURWOSARI, (KH),– Dampak dari musim kemarau di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkait mahalnya pemenuhan air cukup terasa. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga dipesisir barat Gunungkidul terpaksa menjual ternak dan kayu untuk membeli air dari tangki swasta. Droping air yang dilakukan oleh BPBD Gunungkidul dinilai belum mampu mencukupi jumlah kebutuhan masyarakat.

Kepala Desa, Giri Cahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Supriyana kepada KH, Senin, (28/8/2017) menuturkan, pemenuhan kebutuhan air bersih warga Desa Giri Cahyo saat musim kemarau seperti sekarang ini cukup membebani.

Estimasinya, Ketika satu keluarga menggunakan air 1 tangki dengan kapasitas 5.000 liter hanya mampu bertahan dalam waktu 9- 10 hari. Menurutnya, sulitnya mendapatkan air bersih akibat dari dampak musim kemarau di Desa Giri Cahyo dirasakan oleh 6.000 jiwa dari 1.270 KK yang berada di desa tersebut.

Sementara Kepala Desa Giri Wungu, Kecamatan Panggang, Tulus mengungkapkan, pengeluaran masyarakat untuk mencukupi kebutuhan air pada musim kemarau meningkat tajam. Sebanyak 612 KK yang mayoritas merupakan petani terpaksa menjual ternak dan kayu untuk mencukupi kebutuhan air bersih.

Terang Tulus, tidak adanya sumber air yang bisa dimanfaatkan di desa tersebut menjadi salah satu kendala. Warga yang sebelumnya memanfaatkan air telaga untuk mandi dan mencuci kini tidak bisa lagi dilakukan sebab air telaga sudah mengering.

“Satu tangki air bersih dari swasta harganya Rp. 150 ribu. Namun harga akan semakin mahal ketika lokasi pengiriman jauh dari jalan raya, bahkan mencapai Rp. 200.000,” ujarnya.

Berdasar data Badan Pengendali Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, lebih dari 1.000 air tangki dibagi menyasar 33 desa di 8 kecamatan. Delapan kecamatan tersebut diantaranya, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Paliyan, Girisubo, Purwosari dan Nglipar. (Wibowo)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar