Warga Kepek Wonosari Antusias Tonton Kethoprak

oleh -923 Dilihat
oleh
Pergelaran Ketoprak Desa Kepek Wonosari. Foto: Gemma.
Pergelaran Ketoprak Desa Kepek Wonosari. Foto: Gemma.
Pergelaran Ketoprak Desa Kepek Wonosari. Foto: Gemma.

WONOSARI, (KH),– Kerumunan warga memenuhi sudut Balai Desa Kepek Wonosari tadi malam, Jumat (27/03/2015). Mereka ternyata sedang asyik menonton pergelaran kethoprak yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Kepek Wonosari.

Pergelaran kethoprak yang juga merupakan gelar potensi seni warga Desa Kepek Wonosari ini menyedot perhatian warga masyarakat sekitar. Bahkan yang dari luar Wonosari pun datang untuk menyaksikan pertunjukkan tersebut. “Iya, saya dari Bedoyo, pengen liat kethopraknya Desa Kepek,” kata Tatik, salah satu penonton yang KH jumpai di sela-sela pertunjukkan.

Kepala Desa Kepek Wonosari Bambang Setiawan atau biasa dikenal Mbah Bhe mengatakan, kethoprak saat ini bukan lagi tontonan hanya untuk kalangan sepuh (sudah tua).

“Kethoprak bukan lagi menu hidangan buat simbah-simbah. Malam ini dari simbah-simbah, bapak, ibu, anak-anak muda, sampai balita. semua ada di gelar potensi seni desa budaya, Kethoprak Mataram Marsudi Budaya.” ungkapnya.

Pemain dalam pergelaran tersebut berasal dari perangkat desa, pemuda, seniman, yang tak lain adalah warga masyarakat Desa Kepek Wonosari. Pergelaran tadi malam menampilkan kisah “Senopati Mangkubumi, Jumenengan Sultan Hamengku Buwono I”.

“Pertunjukan kethoprak ini merupakan bagian dari semangat kami. Bahwa dengan kita menampilkan pertunjukkan ketoprak, di mana kita dulu pernah menjuarai ketoprak antar kabupaten, kita menunjukkan bahwa kami memiliki semangat untuk tampil lebih baik lagi dari yang sudah-sudah,” tambah Bambang.

Yang menjadi istimewa  dalam perhelatan ini adalah para pemain merupakan warga Desa Kepek, Wonosari, tidak ada pemain bon-bonan atau mengundang pemain dari luar. Para perangkat desa juga turut menjadi pemain dalam pertunjukan kethoprak tersebut.

“Trik pemberdayaan warga di Desa Kepek yaitu dengan menggunakan pendekatan dengan media budaya. Ketoprak tersebut merupakan salah satu proses masyarakat berinteraksi langsung dengan berbagai lapisan masyarakat.” pungkas Bambang. (Gemma).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar