KARANGMOJO, (KH) — Adanya Tempat Pungutan Retribusi (TPR) yang berada di objek wisata Goa Pindul belum dapat berfungsi secara maksimal. Pasalnya para penunggu TPR masih kesulitan membedakan antara mobil yang berkunjung dan yang sekedar melewati jalur tersebut.
Beberapa titik menuju kawasan objek wisata Goa Pindul memang sudah diberikan TPR diantaranya yang terdapat di Padukuhan Karanglor tembusan jalur dari Gading Playen, Seropan jalur tembusan Ngawis Karangmojo, Sokoliman dan jalur utama di depan Balai Desa Bejiharjo.
Subardiyo selaku Kesra Desa Bejiharjo mengungkapkan adanya TPR belum cukup membantu pasalnya di beberapa jalur tersebut merupakan jalur antar Desa maupun Kecamatan. “Pengemudi kadang berdalih hanya ingin menuju Desa lainnya kami juga tidak bisa berbuat banyak,” ucapnya.
Ia menjelaskan untuk dapat mengetahui pengunjung yang ingin menuju Goa Pindul hanya dengan memperhatikan plat nomer mobil maupun motor. “Jika mobil plat nomer luar kota kami bisa menghentikannya, walaupun tak jarang ada pula yang berdalih ingin ketempat saudara,” jelas Subardiyo.
Selain keluhan tersebut jalur sempit saat memasuki TPR juga menjadi sebuah permasalahan sehingga menimbulkan kemacetan. “Harus ada pelebaran jalan sehingga saat bus besar berhenti tidak terlalu memenuhi bahu jalan,” ujarnya.
Untuk penunggu TPR saat ini mengandalkan pamong di setiap padukuhan setempat, yang mana mereka belum mendapatkan upah selama bekerja sebagai penunggu TPR. “Menurut surat yang diberikan kepada Desa selama 3 bulan belum bisa mendapatkan intensif untuk para penunggu TPR,” imbuh Subardiyo.
Ia berharap supaya ada perhatian untuk beberapa masalah ini karena TPR yang sudah didirikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. “Semoga bisa menjadi pertimbangan pemerintah agar kami tidak kebingungan dengan masalah yang ada,” pungkas Subardiyo. (Atmaja)