Telaga Kelis Karya Fitriana Raih Juara Lomba Menulis Cerita Rakyat KPAD

oleh -
oleh
Salah satu peserta lomba menulis saat proses validasi keabsahan cerita di hadapan dewan juri. KH/ Kandar
iklan dprd
Salah satu peserta lomba menulis saat proses validasi keabsahan cerita di hadapan dewan juri. KH/ Kandar
Salah satu peserta lomba menulis saat proses validasi keabsahan cerita di hadapan dewan juri. KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Pada pelaksanaan validasi keabsahan karya Lomba Menulios Cerita Rakyat Gunungkidul kategori umum yang diselenggarakan Kantor Pepustakaan Dan Arsip Daerah (KPAD) Gunungkidul, Selasa, (15/6/2016), menempatkan cerita berjudul Telaga Kelis karya Fitriana sebagai karya terbaik yang dipilih dewan juri.

Dewan juri yang terdiri dari M Hariwijaya, S S, Bambang Sulanjari, S S, M.A, dan Anik Sulistyowati S.S menentukan pilihannya tersebut didasarkan pada kesesuaian isi dengan tema, penerapan kaidah bahasa, gaya penyajian cerita, serta validasi keabsahan karya di aula KPAD.

Tiga cerita lain yang dinobatkan sebagai juara dari 16 nominasi karya peserta lomba tersebut diantaranya Prahara Bumi Pathi karya Yuhnan Yusuf sebagai juara 2, Babad Tanah Lelembut (Asal Mula Desa Plembutan) karya Mell Shaliha berhak menempati urutan ke tiga, lalu Amin Suprihatin dengan cerita Demang Wonopawiro sebagai peringkat ke empat.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) penyelenggaraan lomba, Pri Hastuti Setianingsih mengatakan, lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca dan kemauan untuk menulis. Selain itu, untuk memberikan motivasi bagi masyarakat khususnya yang tertarik dengan minat kepenulisan untuk mau berlatih menulis melalui hasil observasi dan sejarah lisan dari para tokoh masyarakat.

iklan golkar idul fitri 2024

“Sekaligus untuk memunculkan potensi penulis lokal untuk mau menulis dan berkarya tentang potensi budaya daerahnya, sehingga muncul rasa cinta dan rasa ikut handarbeni budaya daerah sendiri,” terang Pri Hastuti.

Dia menambahkan, kegiatan lomba menulis ini menjadi agenda tiap tahun KPAD dalam rangka menggerakkan dan mendekatkan masyarakat kepada buku. Tema berupa cerita rakyat mengenai asal-usul nama daerah, sejarah, mitos, maupun legenda Gunungkidul, dimaksudkan agar dapat mengangkat potensi kearifan lokal yang selama ini belum terekspose sehingga dapat menjadi tambahan sumber informasi, pemahaman sejarah, serta asal-usul dan keunggulan budaya masyarakatnya.

Ke-empat pemenang lomba berhak mendapat tropi, sertifikat/ piagam serta uang pembinaan masing-masing sebesar Rp. 1 juta, Rp. 750 ribu, Rp. 500 ribu dan terakhir Rp. 400 ribu. “6 finalis lain memperoleh sertifikat dan kado pintar,” pungkas dia. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar