Siti, Anak dan Keluargamu Menunggu

oleh -
oleh
iklan dprd
SAPTOSARI, kabarhandayani,– Sejak kepergiannya sekitar 2 minggu yang lalu, hingga kini belum ada pertanda baik di mana Siti Kadarsih berada. Berawal mencari pakan ternak di seputar hutan Sodong, ia menghilang bagai ditelan bumi.
Begitu menggegerkan keluarga, kerabat dan tetangga, hingga pencarian pun melibatkan hampir ribuan orang, penuh tanda tanya, ke mana dan kenapa ia tega meninggalkan keluarga dan 1 anaknya.
Tak puas dengan mengacak-acak seluruh sudut hutan siang dan malam, dunia lain pun digedor. Bermacam petunjuk menurut indra ke-6 “orang pintar” tak mampu memberikan jawaban pasti, hingga sempat muncul berbagai asumsi, bahwa Siti sengaja pergi, lari dari serangkaian masalah rumah tangga dan ekonomi.
Nama panggilan Siti Kadarsih, anak ke-4 dari 5 bersaudara ini memiliki nama asli Siti Qodarsi, sesuai yang tertera pada ijazah SMA yang ditunjukkan Yitno Wiarjo, orang tua kandungnya pada Minggu, (22/06/2014). Kakek dari Fajar Maulana yang merupakan anak Siti ini tetap terus berharap kepulangan anak perempuannya tersebut.
Terpancar sudut mata Yitno yang tak lagi jernih, nampak ia memendam kerinduan sosok anak perempuannya yang diceritakan berpenampilan seperti lelaki. Dengan jelas, ia menyebutkan ciri-ciri anaknya, rambut pendek agak ikal, dengan tinggi 155 cm, kulit warna sawo matang, serta memiliki bekas operasi jahitan di leher. “Anak saya seperti lelaki” ucapnya berkali-kali penuh kesedihan.
Dalam perbincangannya dengan Kabarhandayani, Yitno yang telah berusia sepuh itu menyampaikan terimakasih atas kerelaan kerabat dan tetangga, khususnya warga Padukuhan Temanggung Desa Jetis. Walau tanpa perintah, mereka telah bergerak dan kompak bersusah payah mencari, sekalipun tanpa hasil. Ia pasrah, dengan adanya isu masalah rumah tangga yang berkembang di masyarakat, yang dianggap menjadi latar belakang kepergian Siti.
Yitno menambahkan kemungkinan Siti sedang mencari pekerjaan di suatu tempat, dengan tujuan untuk bertahan hidup dan mencoba menyelesaikan masalah ekonominya. “Kemungkinan cari kerja, pokoknya di tempat-tempat orang bisa bekerja. Kalau ada yang tahu, tolong saya dikabari,” harapnya. Ia melanjutkan, sebelum pergi tidak ada firasat apapun. Bahkan Siti juga tidak meninggalkan pesan, selain hendak pergi mencari rumput.
Yitno nampak terpukul, anaknya tersebut tidak menyampaikan sekiranya ada suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Ia berujar, selaku orang tua tentu tidak akan tinggal diam. Sementara anak semata wayang Siti hanya mampu menggelengkan kepala dengan tertunduk. Sekalipun tak mengeluarkan sepatah katapun, satu yang pasti ada dibenaknya, “Ibu, aku rindu. Pulanglah!” (Kandar/Jjw)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar