Seni Beladiri Klalsik Cakra Kembang, Latih Pengembangan Karakter, Kesehatan fisik dan Mental

oleh -3252 Dilihat
oleh
Pegiat seni bela diri Cakra Kembang sedang berlatih. KH/ Jn.
Pegiat seni bela diri Cakra Kembang sedang berlatih. KH/ Jn.

PATUK, (KH),–Seni Beladiri Klasik Cakra Kembang, yang berpusat di Padukuhan Ngepung, Kecamatan Patuk yang berdiri beberapa tahun yang lalu, menggembleng para siswa-siswinya dengan berbagai kegiatan. Selain olah nafas juga mengenai pengembangan karakter, kecerdasan, hingga kesehatan fisik dan mental.

Dengan olah napas yang diajarkan cakra kembang, selain mendapatkan kesehatan juga menjadikan fisik menjadi kuat, sehingga tidak heran kalau anak-anak usia 10 hingga 16 tahun sudah bisa mematahkan balok es, cor beton, besi cor ataupun bata heble. Setelah mendalami, kemampuan lainnya mereka dapat pula bergelantungan dengan menggunakan neon.

Guru Besar Seni Beladiri Klasik Cakra Kembang, Bambang Widodo, SH, mengatakan Cakra Kembang murni lahir dari  Bumi Gunungkidul. Ia juga menerangkan, tinjauan secara ilmiah seni beladiri dan kegunaan bagi yang mempelajarinya.

Seni Beladiri Klasik Cakra Kembang yang diajarakan selama ini selain untuk kesehatan fisik juga  sangat efektif untuk penyembuhan dan mencegah tumbuhnya penyakit. Seperti asma, reumatik, hipertensi, radang lambung, insomnia, migraine, despresi, dan jenis penyakit lain yang menurut diagnosa dan pengobatan konvensional diprediksi tidak dapat disembuhkan.

“Berlatih Seni Beladiri Klasik Cakra Kembang  mampu menunjang kesehatan fisik dan mental, serta peningkatan vitalitas. Aspek lain dari berlatih secara rutin dan benar, member penekanan pada sikap dan gerak rileks, dapat mendongkrak kejernihan akal dan fokus dalam berfikir secara logis sehingga mampu meredam emosi,” jelas Bambang, Senin, (05/06/2017).

Selain itu, lanjutnya, bisa membuat para pegiat memiliki pembawaan tenang. Disisi lain juga menunjang untuk pengembangan karakter sebagaimana sifat dasar dari pelatihan Cakra Kembang yang menitik beratkan pada keindahan, keanggunan, kewibawaan, dan bertindak sebagai penyalur energi yang harmonis.

Pegiat Cakra Kembang dalam kesehariannya menunjukkan sikap percaya diri pada kemampuannya, santun, rendah hati, toleransi terhadap sesama, dan selalu menciptakan kedamaian pada dirinya sendiri serta orang lain.

Menurut Bambang, Cakra Kembang mendasar pada filosofi dan kebijakan para kaum sufi di masa lampau. Makna pandangan hidup, keilmuwan Cakra Kembang lahir dari kondisi  kehampaan (nol). Dalam kehampaan (nol) menghasilkan gerak dan ketenangan. Ketika bergerak energi itu memisah, disaat diam energi tersebut menyatu.

“Menakjubkan, filosofi ini begitu dekatnya dengan teori fisika berkaitan dengan analisa alam dan atom. Merujuk pada pernyataan kedua fisikawan John Assaraf dan Murray Smith yang memakai istilah Zero Point Field. Ditingkatan paling kecil, pada suhu nol dimana semua bentuk energi yang kita kenal seolah lenyap,” beber Bambang.

Sambungnya, dan di tingkatan ini bukan lagi energi, bukan juga ruang kosong, artinya bahwa sumber energi tersebut muncul dari samudera kesadaran murni, dan kesadaran inilah bisa berbentuk materi dan energi.

Penerapan dalam teori Cakra Kembang dikenal dengan metode meditatif, penyelarasan, relaksasi, atau hypnosis. Dimana seseorang dipandu untuk melepas semua ketegangan, dan dibawa dalam konsep gelombang dari Beta, Alpha, Theta, sampai Delta.

Dalam kurun waktu baru beberapa tahun terakhir, seni bela diri klasik Cakra Kembang sudah beberapa kali mengikuti perlombaan baik tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi.

“Terakhir kita mengikuti Festival koreografi pencak se-jawa di Jogjakarta meraih juara III, dan bulan depan kita akan mengikuti lagi tingkat Nasional di Jogjakarta juga,” tambah Bambang.

Bambang berharap kepada pemerintah daerah supaya ikut mendorong dan membantu dalam kegiatan yang selama ini dijalankan. Karena menurutnya, Cakra Kembang adalah aset Gunungkidul yang perlu dipupuk dan dikembangkan.

“Setidaknya bantuan peralatan, karena selama ini yang kita gunakan hanya seadanya serta sederhana,” keluhnya.

Kegiatan beladiri klasik Cakra Kembang mengusung misi sosialn, bagi murid yang akan belajar tidak dibebani biaya setiap bulanya, mereka iuran sekedarnya saja untuk membeli minum ketika latihan bersama. (Jn)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar