Peternak Sapi Sumringah Penjual Dagingnya Gelisah

oleh -
oleh
Ilustrasi
iklan dprd

WONOSARI,kabarhandayani,– Jelang lebaran penjual daging sapi hanya bisa menghela nafas dalam-dalam. Pasalnya daging yang disediakan hanya teronggok tidak laku di lapak tempat dagangnya.
Seorang pedagang daging sapi di Pasar Argosari Wonosari, Ngadirah mengaku omsetnya menurun drastis sejak harga sapi naik. “Saat ini harga daging mencapai Rp 125 ribu untuk satu kilogram daging sapi,  hal ini bukannya membuat pedagang untung tetapi malah buntung,” katanya, Minggu (27/07/14).
Kepada KH, ia menjelaskan selain karena tingginya harga daging sapi membuat daging yang dijualnya sepi pembeli,  minat warga mengonsumsi daging sapi makin berkurang. “Mahalnya akan hewan ternak membuat harga daging sapi juga ikut naik. Kalau terlalu mahal, tidak ada yang beli. Kalau dijual murah, belum kembali modal. Kami berharap harganya kembali stabil dapat dijangkau oleh pembeli,” jelasnya.
Sepinya konsumen daging sapi untuk lebaran tahun ini membuat sejumlah pedagang daging sapi gigit jari. Masyarakat lebih memilih untuk memasak daging ayam dan atau daging kambing dari pada memasak daging sapi. Menurut sejumlah pembeli,  mereka tidak menggunakan daging sapi karena lebih memilih memasak opor ayam atau gulai kambing.
Suyatmi (53) warga Semanu mengatakan lebih memilih daging lainya dari pada membeli daging sapi . Ia memilih daging ayam untuk dimasak opor ayam yang selalu identik dengan hari raya idulfitri. Menurutnya harga satu kilo gram daging sapi bisa buat belanja daging ayam sebanyak tiga kilo gram. “Pembeli memilih berbelanja yang dapat terjangkau isi dompetnya, uang sebesar Rp 125 ribu jika di belanjakan daging sapi hanya mendapat 1 kilogram, tidak cukup untuk hidangan lebaran nanti.  Kalau dibelikan ayam, untuk harga sebesar itu bisa mendapatkan tiga kilogram daging ayam yang bisa dinikmati oleh keluarga besar,” paparnya
Guna mengantisipasi kerugian, penjual daging sapi  terpaksa mengurangi stok daging agar daging yang tidak terjual tidak menumpuk terlalu banyak. Sebelum harga sapi naik Ngadirah menyediakan sekitar 40 hingga 50 kg daging sapi. Setelah harga sapi naik, Ngadirah hanya menyediakan sekitar 20 kg daging untuk menghidari kerugian lebih besar.
Ngadirah menambahkan, untuk saat ini persediaan daging sebanyak 20 kg pun terkadang tidak seluruhnya laku terjual. Ia mengaku hanya punya pelanggan tetap para pedagang bakso. Kalau pedagang bakso libur, praktis daging sapi pun makin sepi pembeli.”Pada lebaran tahun lalu pembeli ramai sekali menjelang lebaran, namun lebaran kali ini rata-rata pedagang harus membawa pulang kembali daging sapi karena tidak laku,” imbuhnya
Hal berbeda justru diutarakan para peternak sapi di Gunungkidul. Mereka malah menyambut baik naiknya harga daging sapi di Gunungkidul. Soalnya, dengan adanya kenaikan harga, peternak berasumsi akan mampu mendongkrak harga ternak mereka di pasaran. Seorang peternak di Desa Giring, mengatakan harga sapi yang berumur enam bulan sekarang bisa laku sekitar Rp 6 juta. “Harganya naik satu juta rupiah bila dibandingkan sebelumnya, makanya kami bersyukur jadi semangat lagi berternak sapi. Pemerintah tidak boleh lagi impor daging sapi  agar harga sapi kami tidak anjlok lagi,” kata Tamijan.(Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar