Pengrajin Batik Wonosari Sasar Segmen Anak Muda

oleh -
oleh
Ragam motif batik kontemporer yang dikembangkan Guntur Susilo. KH/ Wibowo.
iklan dprd
Ragam motif batik kontemporer yang dikembangkan Guntur Susilo. KH/ Wibowo.

WONOSARI, (KH),— Pada Oktober 2014 silam, Yogyakarta ditetapkan sebagai Kota Batik Dunia oleh Word Craft Council (WCC). Hal tersebut tentu saja merupakan sebuah pengakuan dunia yang membanggakan bagi masyarakat, khususnya Yogyakarta.

Kini perkembangan batik semakin beragam. Perkembangan batik tersebut juga terjadi di Gunungkidul. Seperti yang dilakukan Guntur Susilo, salah satu pengrajin batik asal Wonosari. Ia mengembangkan motif batik kontemporer.

Pengembangan motif batik kontemporer cukup beralasan. Pasalnya, Guntur ingin mendekatkan batik dengan kaum anak muda. “Ide pembuatan batik kontemporer tesebut muncul untuk menarik minat generasi muda dalam memilih batik sebagai salah satu busana harian,” katanya, Senin, (2/10/2017).

Melalui berulang kali percobaan yang cukup lama, Guntur berhasil membuat batik kontemporer dengan motif abstrak yang dominan dengan warna-warna cerah. Tak hanya pembuatan batik yang melekat pada lembaran kain, dirinya juga membatik kaos.

iklan golkar idul fitri 2024

“Batik sebagai karya tradisional Indonesia sudah menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari DIY,” tutur Guntur.

Dalam sebulan Guntur mengaku mampu menjual 15 hingga 20 kaos batik secara online. Terkait pengerjaan batik kontemporer, Guntur menyebut bahwa pembuatannya tidak jauh berbeda dengan pembuatan batik pada umumnya.

Sambungnya, dalam pengerjan satu kaos, dibutuhkan waktu selama kurang lebih dua hari. Proses dimulai dari pemberian lilin atau malam batik, hingga proses pewarnaan sesuai pesanan.

Sulitnya proses dan mahalnya biaya operasional membuat harga batik yang dipatok menjadi agak tinggi, yakni berkisar Rp. 250 ribu untuk satu kaos batik dan Rp. 450 ribu untuk batik kontemporer yang berupa kain ukuran 2 meter.

Pendiri workshop Batik Gendis ini mengaku akan terus berinovasi agar batik mudah diterima dikalangan pemuda. “Pemkab Gunungkidul semestinya juga memberikan dukungan kepada para pengrajin yang mulai berkembang,” tukas bapak dari tiga anak ini. (Wibowo)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar