PDAM Tirta Handayani Kaji Kenaikan Tarif Air

oleh -1715 Dilihat
oleh
ilustrasi. ket foto: Petugas PDAM sumber Bribin 1 sedang melakukan perbaikan di Pump Booster di dekat Goa Bribin.
Petugas PDAM sumber Bribin 1 sedang melakukan perbaikan di Pump Booster di dekat Goa Bribin.

WONOSARI, (KH),– Tingginya biaya operasional khususnya listrik membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani melakukan kajian kenaikan tarif. Penyesuaian tarif bagi pelanggan tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat seiring dengan kenaikan tarif listrik bagi kalangan industri.

Penyesuaian tarif bagi pelanggan tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Gunungkidul Badingah, Selasa 25 Juli 2017. Politisi Partai Amanat Nasional tersebut mengatakan, kenaikan tarif PDAM sulit dihindari.

“Mau tidak mau penyesuaian tarif harus segera dilakukan. Terlebih saat ini tarif listik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga terus mengalami kenaikan,” kata Badingah.

Orang nomor satu dipemerintahan Gunungkidul tersebut berujar, pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara ( PLN) untuk memberikan tarif khusus, namun upaya negosiasi dengan PLN di Semarang dan DIY tidak mendapat respon baik.

Bupati membeberkan, kebutuhan daya listrik untuk operasional PDAM sangat tinggi. Biaya listrik untuk menghidupkan pompa air dari semula menghabiskan biaya Rp. 1,5 miliar perbulan saat ini menjadi Rp. 2 miliar perbulan. Ditolaknya negosiasi tersebut karena PDAM masuk dalam kategori perusahaan yang memiliki tarif paling mahal.

“Kita tidak akan tutup mata, kami (Pemkab Gunungkidul, red) akan tetap memberikan dukungan dan sokongan modal,” tegas Badingah.

Sementara Direktur Utama PDAM Tirta Handayani sebelumnya pernah mengatakan, penyesuaian tarif menjadi salah satu pilihan terakhir yang harus dilakukan seiring membengkaknya biaya operasional PDAM. Hal itu dilakukan seiring dengan adanya kenaikkan tarif listrik dan juga kenaikkan pajak listrik bagi industri.

“Kalau sudah mentok mau gimana lagi, tarif yang kita pasang saat ini sebesar Rp.3.700 masih belum menutup biaya operasional,” terangnya.

PDAM Memiliki Peran Vital Di tengah Masyarakat 

PDAM sebagai penyuplai air bersih ditengah masyarakat memiliki peran sangat vital. Untuk itu kebijakan kenaikan tarif atau penyesuaian tarif pada pelanggan harus diimbangi dengan sokongan modal oleh pemerintah.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Edi Praptono menerangkan, sokongan atau penyertaan modal yang diberikan pemkab Gunungkidul nantinya akan dilakukan dalam pemasangan instalasi air.

Pembangunan intalasi tersebut akan didanai dari dana APBD dan APBN sebagai bentuk penyertaan modal. Jika memang dapat teralisasi dua sumber anggaran yang berjumlah 7,8 milyar tersebut akan sangat membantu peningkatan kapasitas layanan yang ada.

“Kalau secara nilai kami akan mendapatkan bantuan program Sambungan Rumah (SR) setiap tahun Rp. 4,5 miliar dari APBN. Sementara dari APBN sendiri setiap tahun Rp. 3,5 miliar sampai Rp. 4 miliar,” terangnya. (Wibowo)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar