Pak Soebekti Soenarto, Bupati Disiplin, Energik Dan Pecinta Lingkungan Itu Berpulang

oleh -
Ir. H. Soebekti Soenarto, (alm) Bupati Gunungkidul ke 22. (doc. BAPPEDA Gunungkidul).

GUNUNGKIDUL, (KH),– Mantan Bupati Gunungkidul periode 1989-1994, Ir. H. Soebekti Soenarto berpulang. Kabar duka tersebut datang dari pihak keluarga. Suami dari Hj. Rofie Soebekti ini wafat dini hari tadi, Senin, (14/10/2019) pada pukul 00.08 WIB.

Berdasar kabar lalayu yang disampaikan, jenazah rencananya akan dikebumikan di Astana Bonoloyo Surakarta. Adapun upacara pemakaman akan dimulai pukul 11.00 WIB. Almarhum diketahui meninggalkan 1 istri dan 4 putra serta 11 cucu. Berdasar riwayat, Ir. Soebekti merupakan bupati Gunungkidul ke 22.

Dirinya menggantikan Drs. KRT. Sosrodiningrat. lantas setelah masa kepemimpinan beliau berakhir jabatannya digantikan KRT. Harsodiningrat, BA.

Sebagaimana diutarakan Kiswanto BSC. STP. (63), pensiunan Kepala Bidang Perekonomian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Gunungkidul, banyak kenangan berkesan selama kepemimpinan Ir Soebekti.

“Pak Bekti serius menjalankan program penghijauan. Dia tergaskan Gunungkidul bisa makmur jika penghijauan berhasil,” kata lelaki yang pernah menjabat sebagai Koordinator Penyuluh Kehutanan di Gunungkidul tahun 1991 ini.

Warga Klaten ini mengisahkan, Ir. Soebekti merupakan bupati yang energik, disiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi. Dirinya mencontohkan, saat Ir. Soebekti melakukan peninjauan penghijauan di sepanjang jalan Patuk-Wonosari maupun di kawasan bukit selalu mengecek dengan detail.

“Beliau berjalan dan melihat di kanan-kiri jalan apakah pohon yang ditanam masih hidup. Jika ditemukan  mati maka langsung diganti. Waktu itu justru mobil dinas hanya mengikuti mengawal beliau berjalan kaki dari Hargodumilah hingga kawasan Hutan Bunder,” kenang lelaki yang pernah bertugas di Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian ini.

Begitu juga saat ia meninjau penghijauan yang dilaksanakan kelompok tani di kawasan bukit Candi Desa Serut, Kecamatan Gedangsari. Banyak yang mengira Ir. Soebekti percaya begitu saja dengan yang disampaikan kelompok tani mengenai penanaman pohon di puncak bukit. Semua kaget dan was-was, sebab, spontan dengan berlari-lari kecil Ir. Soebekti mengajak mendaki bukit untuk melihat langsung. Banyak pegawai ngos-ngosan mengikutinya naik ke atas bukit. Sampai di atas, setelah melihat sekeliling ia bangga bahwa kelompok tani dan dinas yang mendampingi penghijauan benar-benar melaksanakan program penghijauan.

Ir. Soebekti disebut begitu bersemangat untuk menyelamatkan lahan kritis di Gunungkidul yang periode itu menapai 21.000 hektar. Ia tidak suka dengan program-program yang tidak berjalan sebagaimana rencana sebelumnya, atau apalagi program yang fiktif.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar