Nurhidayati: ODGJ dan Penyintas Bunuh Diri Yang Kini Jadi Pengasuh Ponpes

oleh -
oleh
Nurhidayati, ODGJ dan penyintas bunuh diri yang berhasil bangkit menjadi pengasuh Ponpes. KH/ Kandar.
iklan dprd

Hanya saja, tidak ada yang percaya. Sebab hal yang seolah nyata bagi Nur tersebut memang tidak ada. Serangkaian pemeriksaan dilakukan dokter ahli kepada Nur. Hingga akhirnya ia didiagnosis mengalami gangguan jiwa berat yang disebut skizofrenia. Sejumlah halusinasi ia rasakan. Ketika halusinasi muncul fikirannya selalu kacau, tidak sedikit orang-orang di sekitar menghubungkannya dengan hal-hal supranatural. Mereka menganggap Nur diganggu makhluk gaib.

Sepulang dari rumah sakit, kondisi Nur belum stabil sepenuhnya. Beberapa kali kambuh sempat terjadi. Meski dengan kondisi tersebut, keluarga berusaha tanpa putus asa mengupayakan yang terbaik. Keluarga Nur berusaha tegar dengan kondisi saudaranya itu. Sungguh luar biasa perjuangan dan pengorbanan anggota keluarga Nur saat melakukan perawatan.

Sejumlah obat yang diresepkan dokter harus diminum rutin. Keluarga yang lain terus memantau perkembangan kesehatan Nurhidayati. Suatu ketika Nur mengalami kekambuhan. Hal aneh kembali muncul. Ia berusaha membunuh dirinya sendiri.

“Saya mengiris urat nadi di lengan saya dengan pisau. Itu saya lakukan karena ada suara perintah dan terus menerus mengendalikan saya. Beruntung anggota keluarga ada yang melihat. Saya ditolong dibawa ke rumah sakit,” terang Nur.

iklan golkar idul fitri 2024

Suara-suara lain yang didengar cukup jelas oleh Nur diantaranya perintah untuk memotong lidah, mencukil mata, potong kaki dan lain-lain. Ia saat ini sadar bahwa hal tersebut merupakan pengaruh gangguan jiwa yang diderita.

“Jadi saya melakukan percobaan bunuh diri bukan karena saya kurang iman atau karena pengaruh roh halus,” tandas Nur.

Usai peristiwa memilukan itu, Nur melanjutkan pengobatan di RSUD Wonosari. Melewati serangkaian tahapan pemeriksaan Nur dipastikan mengalami halusinasi dengar akibat gangguan jiwa yang dialami.

Nur diberikan obat yang harus diminum secara rutin untuk menstabilkan gangguan atau kekacauan fikiran. Kepatuhan terhadap pengobatan medis dan rajin melakukan kontrol setiap bulan menjadikan kondisi Nur semakin pulih, stabil, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari sebagaimana biasa yang dilakukan orang lain pada umumnya.

Saat ini Nur bersyukur, karena telah dapat mendapatkan jenis dan dosis obat yang cocok untuk menangani gangguan psikotiknya. Ketika dirinya rutin minum obat yang diberikan dokter, maka suara-suara halusinatif yang muncul saat kambuh berangsur hilang. Dirinya juga sudah bisa membedakan suara-suara perintah palsu atas akibat gangguan yang dialami.

Untuk menjaga kestabilan jiwanya, Nur berusaha rutin minum obat. Bahkan anggota keluarga rajin mengingatkan. Bahkan saat ini secara sadar Nur juga tahu jika suatu ketika merasa akan mengalami kekambuhan. Jika memang merasa kekambuhan akan timbul karena sesuatu hal, maka secara sadar ia langsung meminta saudaranya menghubungi dokter atau terkadang ia sendiri menelpon dokter untuk mendapatkan pengobatan.

Saat ini Nur telah bangkit dan mampu beraktivitas sehari-hari sebagaimana biasanya, sama seperti orang  yang tidak mengalami disabilitas psikososial dan disabilitas fisik. Semangat untuk menjadi pengelola pondok pesantren dan mendidik santri mampu ia wujudkan di kediamannya.

Ia bersama saudara kandungnya menjadi pengelola Rumah Tahfidz Nurul Qur’an di Padukuhan Ngembes Desa Pengkol Kecamatan Patuk Gunungkidul. Tak hanya itu saja, Masih dalam satu lokasi juga didirikan Madrasah Dinniyah Takmiliyah dan KB Istiqomah.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar