Nenek 65 Tahun Di Gunungkidul Mengakhiri Hidup

oleh -571 Dilihat
oleh
ilustrasi bunuh diri
Ayo bantu cegah bunuh diri dengan peduli diri sendiri dan peduli sesama di dekat kita. Foto ilustrasi: Tribunjabar.

TANJUNGSARI, (KH),– Di sebuah desa di Kecamatan Tanjungsari, seorang nenek, Tuminem mengakhiri hidup, Sabtu, (21/9/2019). Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh anaknya sendiri, Wastini (37)

Berdasar keterangan petugas kepolisian setempat, sakit menjadi dugaan tindakan gantung diri yang dilakukan nenek berusia 65 tahun tersebut.

Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (KSPKT) Polsek Tanjungsari, Aipda Sutomo melaporkan, adanya peristiwa tersebut dilaporkan ke jajarannya sekitar pukul 08.45 WIB.

Dirinya lantas bersama anggota sekaligus petugas medis dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban.

“Anak mengetahui saat masuk ke kamar pelaku,” ujar Aipda Sutomo.

Berdasar keterangan pihak keluarga yang dihimpun, nenek tersebut menderita sakit asam urat bertahun-tahun tak kunjung sembuh. Sehingga diduga sakit tersebut menjadi salah satu faktor nenek mengalami depresi lalu bunuh diri.

“Tidak ada tanda-tanda penganiayaan, usai diperiksa jasad pelaku diserahkan pihak keluarga untuk dikebumikan,” tukas dia. (Kandar)

***

Catatan Redaksi:

  1. Ayo bantu ringankan beban dan pulihkan keluarga terdampak bunuh diri, dan berhentilah mencemooh, mengolok-olok atau menghujat orang/keluarga penyintas dari bunuh diri. Kejadian bunuh diri adalah peristiwa kemanusiaan dan problema kita bersama, dapat menimpa siapa saja tanpa memandang status sosial, pendidikan, agama, jender, dan atribut-atribut lainnya.
  2. Ayo bantu cegah bunuh diri di Gunungkidul dengan cara peduli kondisi fisik dan kejiwaan anggota keluarga, sanak saudara, dan sesama. Berikan bantuan kepada sesama yang memerlukan dukungan permasalahan kejiwaan atau kesejahteraan mental.
  3. Menyambungkan sesama yang membutuhkan pertolongan problema kejiwaan dengan layanan kesehatan terdekat (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit) atau layanan konseling kepada pemuka masyarakat dan pemuka agama setempat dapat menjadi upaya preventif mencegah bunuh diri.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar