Menhir Terbesar Peninggalan Pra Sejarah Ditemukan

oleh -
oleh
Menhir terbesar di kawasan Situs Sokoliman ditemukan. KH/ Kandar
iklan dprd
Menhir terbesar di kawasan Situs Sokoliman ditemukan. KH/ Kandar
Menhir terbesar di kawasan Situs Sokoliman ditemukan. KH/ Kandar

KARANGMOJO, (KH)— Sekitar sebulan yang lalu, Menhir berusia sekitar 2000 tahun sebelum masehi (SM) ditemukan di wilayah Padukuhan Sokoliman II, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

Sebagaimana diungkapkan juru rawat Situs Sokoliman, Sugito, penemuan menhir itu terjadi saat salah satu warga sedang menggali liang kubur di pemakaman umum setempat. “Saat galian mencapai kedalaman sekitar 50-60 centimeter menhir itu ditemukan,” ujar Sugito, Selasa, (22/11/2016).

Sugito mengungkapkan, Menhir dengan panjang 3,57 meter itu merupakan Menhir terbesar dan terpanjang dari yang pernah ada di kawasan situs Sokoliman. Meski patah Menhir tersebut kondisinya termasuk paling utuh diantara yang lain.

Saat ini Menhir diamankan di komplek situs atau penampungan benda purbakala di Sokoliman. Pihaknya telah menyampaikan penemuan tersebut ke pihak Badan Pelestari Cagar Budaya (BPCB) tidak lama setelah ditemukan.

iklan golkar idul fitri 2024

“Rencana juga akan ditampung dan dirawat dijadikan satu bersama yang lain di penampungan situs Sokoliman,” terang Sugito. Ia menjelaskan, Menhir merupakan arca persembahan/ ritual keyakinan pada masa itu.

Di kawasan Sokoliman, dari titik pusat penampungan benda purbakalan dalam radius antara 300-400 meter memang banyak ditemukan peninggalan manusia purba. Di wilayah ini diyakini sebagai tempat berkoloni atau pemukiman karena merupakan titik subur.

Selain itu adanya goa sebagai serta dekatnya dengan sumber air, sungai oya, merupakan ekosistem penopang manusia purba untuk tinggal. “Tidak jauh dari sungai oya ada lumpang batu dan lesung batu merupakan bukti yang lain adanya peradaban manusia purba,” paparnya.

Sambung dia, situs di Sokoliman sebagai tempat penguburan dan pemujaan, tidak jauh dari situ dimungkinkan merupakan lokasi bercocok tanam atau usaha lain untuk bertahan hidup.

Karena begitu banyaknya benda peninggalan prasejarah di wilayah tersebut, untuk menanggulangi kerusakan dan keamanannya Sugito berulang kali telah mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar untuk ikut berperan aktif menjaganya.”Kita juga libatkan komunitas,” pungkasnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar