Memasuki Musim Kemarau, Dua Desa Di Gunungkidul Minta Dropping Air

oleh -
Dropping air di wilayah Gunungkidul. KH
Dropping air di wilayah Gunungkidul. KH

GUNUNGKIDUL, (KH),– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY telah memprediksi musim kemarau di DIY akan dimulai akhir April hingga awal Mei 2018. Sebagaimana rutin tiap tahun, wilayah yang tidak memiliki sumber mata air atau tersasar jaringan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) akan mengalami kesulitan pemenuhan air.

Baru-baru ini, warga dua desa di Kecamatan Tanjungsari mengajukan permohonan dropping air ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul. Permintaan dropping sangat wajar mengingat warga sangat kesulitan mendapatkan air bersih.

Camat Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto mengungkapkan, Desa Hargosari dan Desa Ngestirejo telah mengirimkan permohonan ke BPBD.

“Hingga hari ini baru dua desa yang telah meminta dropping air. Desa-desa yang lain tersasar pipa PDAM,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edi Basuki saat ditemui di kantornya, Jumat, (25/5/2018) mengatakan, dua desa yang telah mengajukan dropping mengalami krisis air sejak satu bulan lalu.

“Setelah ada permintaan droping air tersebut, BPBD akan mengirim Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik (Kasi Darlok) untuk melakukan pemantauan langsung. Sehingga dapat dipastikaan berapa jumlah desa yang memang membutuhan air bersih,” paparnya.

Untuk tahun ini BPBD menyiapkan anggaran dropping air di Gunungkidul sebanyak Rp. 638.000.000. Secara teknis dropping akan dilakukan dengan kuota 6 tangki setiap harinya.

“Droing air besih di Gunungkidul di bagi menjadi dua, yakni program dropping kecamatan dan BPBD. Jika kecamatan belum siap, BPBD akan melayaninya,” tukas Edi. (Wibowo)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar