Makna Tari Kolosal Sekar Amurwabumi SMK N 2 Wonosari

oleh -1496 Dilihat
oleh
Tari Kolosal Amurwabumi oleh SMK N 2 Wonosari karya Sutradara Gondhol Sumargiyono. Foto: Prasetya.
Tari Kolosal Amurwabumi oleh SMK N 2 Wonosari karya Gondhol Sumargiyono. Foto: Prasetya.
Tari Kolosal Amurwabumi oleh SMK N 2 Wonosari karya Sutradara Gondhol Sumargiyono. Foto: Prasetya.

WONOSARI, (KH)— Bertepatan dengan  peringatan HUT RI ke-71 kemarin, seperti tahun sebelumnya SMK N 2 Wonosari menampilkan tari kolosal. Pada tahun ini pertunjukan dengan peserta 750 penari itu menampilkan Tari Sekar Amurwabumi.

Pertunjukan spektakuler ini mendapat apresiasi hangat dari masyarakat, nampak ribuan penonton berjubel menyaksikan. Ditanya mengenai apa makna dari tari tersebut, Sutradara atau kreator tari, Gondhol Sumargiyono menuturkan, bahwa tari merupakan kiasan kebersamaan dan kesatuan di Indonesia dan juga di Gunungkidul khususnya yang mulai terkikis.

“Ini merupakan simbol kondisi Gunungkidul, kemudian membawa pesan ajakan agar Gunungkidul lebih rukun, toto titi tentrem,” ujar Sumargiyono, (Kamis, 18/8/2016).

Sambung dia, mengandung juga makna bahwa keanekaragaman bukanlah penghalang untuk bersatu dan bersama-sama membangun daerah, hal ini secara eksplisit nampak dengan adanya dukungan dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Dewan Kebudayaan Gunungkidul.

“Agama dan kebudayaan harus saling mengisi dan bersinergi golong gilig mewujudkan Gunungkidul lebih handayani dan luar biasa,” jelas guru teknik SMK N 2 Wonosari ini.

Pagelaran yang semestinya berdurasi sekitar 23 menit itu berlangsung molor karena Muspida dan jajaran pejabat Gunungkidul menghendaki ikut menari atau berjoget bersama. Menurut warga yang tinggal di Desa Jetis, Kecamatan Saptosari ini, berbaurnya jajaran Muspida merupakan esensi yang memang ingin diraih, berbaur berarti bersatu.

“Semoga hal ini tak sebatas menjadi hiburan, tetapi memberikan inspirasi, pesan dari pertunjukkan menjadi semangat baru bagi masyarakat untuk menguatkan persatuan,” kata dia lagi.

Disampaikan, sebagai kreator, pagelaran kali ini merupakan karyanya yang ke-10 sejak tahun 2004 silam. Orang yang memiliki kemampuan didunia seni pertunjukkan ini juga telah malang melintang diberbagai daerah Gunungkidul memberikan sumbangsih pada event-event pertunjukan seni. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar