Lempar Benda Terapung Jadi Pertolongan Pertama Saat Laka Laut

oleh -1079 Dilihat
oleh
Laka laut. KH/Rado.
Laka laut. KH/Rado.
Laka laut. KH/Rado.

GIRISUBO, (KH) — Kecelakaan laut (laka laut) masih sering menimpa wisatawan yang berkunjung di pantai Gunungkidul. Tidak mengetahui karakter gelombang laut menjadi faktor utama terjadinya laka laut. Beberapa laka laut terjadi saat korban berenang, foto selfi diatas batu karang atau saat memancing di batu karang. Sebagian besar korban laka laut di Pantai Gunungkidul diketahui berasal dari masyarakat yang tinggal jauh dari pantai yang sangat minim pengetahuan tentang karakter gelombang laut.

Saat terjadi laka laut, korban dan pengunjung pantai biasanya panik dan bingung harus berbuat apa. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan jika terjadi laka laut. “Jangan sekali-kali menolong korban tanpa menggunakan alat. Belum punya teknik dalam penyelamatan juga jangan paksakan diri menolong, karena akan menambah korban,” ujar Sunu Handoko, Ketua SAR Wilayah I Wediombo.

Handoko menambahkan, apabila terjadi laka laut, yang pertama harus dilakukan adalah melemparkan benda yang bisa terapung seperti kayu, botol air mineral, bambu, pohon pandan dan lain lain. Untuk para pemancing bisa melemparkan coolbox atau tempat umpan.

Di tengah upaya pertolongan pertama tersebut, Handoko menyarankan pengunjung lainnya bisa melapor ke TIM SAR terdekat untuk meminta pertolongan. Apabila ada ada perahu nelayan yang sedang menangkap ikan, pengunjung pantai bisa meminta pertolongan kepada mereka.

Handoko berharap, pengunjung atau wisatawan senantiasa mematuhi himbauan Tim SAR manakala ada larangan untuk mandi saat gelombang laut besar. Untuk para pemancing karangan atau rockfishing, himbaunya, apabila tidak hafal karakter gelombang laut, sebaiknya mengajak warga sekitar yang hafal karakter gelombang laut.

Handoko berpendapat, Tim SAR wilayah Pantai Gunungkidul sesungguhnya memerlukan peralatan jetski. Dengan jetski, menurutnya, Tim SAR bisa mendekat ke perairan karang-karang. Apabila menggunakan perahu nelayan, menurutnya kurang efektif, karena harus lari ke tempat perahu yang jauh dan tidak berani ke laut saat gelombang besar. (Rado).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar