Legenda Gunung Bagus Desa Giring Paliyan

oleh -
oleh
Jalan setapak naik menuju Pasarean di Gunung Bagus. KH/ Kandar.
iklan dprd

Beberapa ratus meter di sebelah utara Gunung Bagus terdapat situs atau warisan budaya berupa Watu yang disebut Batu Lumpang. Watu Lumpang dan Lesung tidak jauh dari aliran Kali Gowang. Oleh sebagian penduduk setempat, batu tersebut disebut sebagai peninggalan Jaka Tarub.

Watu atau Batu Lumpang dan Lesung, diyakini sebagian warga sebagai peninggalan Jaka Tarub. KH/ Kandar.

Penelusuran KH terhadap beberapa literatur terkait menunjukkan, Watu Lumpang dan Lesung tersebut adalah sebuah Yoni dengan tiga Lingga, sebab ditemukan bentuk cerat dan tiga lubang pada permukaan lumpang tersebut. Terdapat pula sumber lain yang menyebutkan, batuan tersebut diidentifikasi berasal dari masa prasejarah yang merupakan sarkofagus atau peti kubur kuno. Hingga saat ini belum ada penelitian yang memastikan apa nama dan fungsi dari batuan tersebut.

Kondisi Watu Lumpang di sebelah utara Gunung Bagus sampai saat ini sangat terawat. Sebuah Cungkup telah dibuat agar Watu Lumpang terhindar dari cuaca panas dan hujan. Oleh sebagian masyarakat, Watu Lumpang dimanfaatkan untuk semedi atau berdoa. Hal ini terbukti dengan adanya bunga dan kemenyan di sekitar Watu Lumpang.

Menyambung kisah tentang persediaan padi di lumbung cepat habis lantaran ditumbuk lalu diolah atau dimasak. Endro melanjutkan penjelasan, ketika Nawang Wulan mengambil padi, ia menemukan selendang yang hilang di bawah tumpukan padi yang hampir habis. Ia lantas menyimpulkan bahwa Jaka Tarub sengaja menyembunyikannya.

iklan golkar idul fitri 2024

Kemudian Nawang Wulan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Jaka Tarub. Sebelum kembali ke khayangan, Nawang Wulan berpesan kepada Jaka Tarub agar menjaga dan merawat Nawangsih.

Endro menuturkan, petilasan Dewi Nawangsih dan Jaka Tarub saat ini berada dalam satu bangunan bersama petilasan Bondan Gejawan.

Observasi lapangan yang dilakukan KH mendapati, pada tembok bangunan di bagian luar terdapat prasasti pemugaran petilasan Gunung Bagus tampaknya dilakukan pada tahun 1999 lalu. Pada prasasti tersebut terdapat dua tokoh yang membubuhkan tanda tangan, yaitu R. Dirjo Handoko Kusumo dan KRT. Onggodiprojo. Dari Endro tidak diperoleh keterangan lanjut perihal kedua tokoh yang telah merenovasi petisalan Gunung Bagus. Terdapat tulisan Yogyakarta di bawah tanda tangan dan nama yang terakhir disebutkan di atas.

Juru jaga pasarean Gunung Bagus, Endi Sutrisno mengaku, ada banyak warga yang datang di Gunung Bagus pada malam-malam tertentu, seperti Jum’at Kliwon, Selasa Kliwon dan Jum’at Legi. Dalam ruangan cungkup tersebut, selain tiga batu nisan yang terbungkus kain kafan terdapat dua patung harimau.

Endi menambahkan, berdasar keterangan tokoh supranatural, kawasan Gunung Bagus ditunggu oleh makhluk halus harimau dan ular. Patung harimau lawas yang sebelumnya hanya berjumlah satu yang mengalami rusak pada beberapa bagian, sehingga oleh salah satu pengujung dicarikan pengganti.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar