Jual Beli Hasil Bumi untuk Penuhi Tuntutan Ekonomi

oleh -532 Dilihat
oleh
PATUK, kabarhandayani.– Masyarakat pedesaan cenderung mengalami kesulitan dalam perekonomian untuk meningkatkan taraf hidupnya. Mereka harus memutar otak untuk mencari biaya penghidupan, seperti halnya yang dilakukan oleh Sisar (45) warga Padukuhan Jatikuning, Desa Ngoro-oro Patuk, Gunungkidul yang mengambil celah bisnis di pedesaan dengan membeli hasil bumi warga masyarakat untuk dijual kembali ke pasar.
Berawal dari profesi menjadi buruh, ia akhirnya memilih untuk menjadi pelaku perdagangan hasil bumi. Dalam setiap harinya ia mampu mengumpulkan daun singkong dan daun katu sebanyak 15 lusin, tiap lusin berisi 12 ikat daun. Sisar mengaku, membeli daun-daun tersebut dengan harga sekitar Rp 6.000,00 hingga Rp 7.000,00 dari para warga untuk tiap lusin. Tidak hanya daun tetapi ia juga membeli hasil bumi warga berupa sayur-sayuran, singkong, pisang, jahe dan tanaman rimpang lainnya.
Dari hasil dagangan yang ia kumpulkan, kemudian ia menjual berbagai macam sayuran tersebut ke pasar. “Untungnya tidak seberapa tetapi setidaknya bisa digunakan untuk biaya hidup karena nyari kerjaan susah sekarang jadi lebih baik berusaha sendiri saja,” jelasnya pada Sabtu (5/7/2014).
Berdasarkan penuturan Sisar, dari satu lusin daun ia mendapat keuntungan sekitar Rp 8.000,00 hingga Rp 10.000,00. Harganya naik turun tergantung musim, biasanya harga daun-daun tersebut akan naik ketika musim kemarau dan akan sangat murah ketika musim penghujan karena banyak sekali warga yang memanen daun-daunan tersebut.
Dari bisnis yang ia geluti ini, sepulang dari pasar jika beruntung ia mampu mengantongi rupiah kurang lebih Rp 100.000,00 hingga Rp 150.000,00. “Terkadang tidak untung sama sekali, bahkan harga jual ke pasar lebih rendah dari harga saya membeli. Tetapi tidak apa-apa karena semua memang ada waktunya,” ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Parjiyem (59) warga Padukuhan Ngandong, Desa Patuk, Kecamatan Patuk yang juga merupakan pelaku bisnis jual beli hasil bumi ini mengungkapkan alasannya untuk memilih melakoni pekerjaan ini. “Saya 20 tahun melakoni kegiatan ini, setidaknya cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” ungkapnya seraya menata singkong yang ia beli dari warga.
Ia pun juga memperjual belikan berbagai hasil bumi mulai dari sayur hingga buah-buahan untuk dijual kembali ke pasar. Dalam satu bulan ia dapat mengumpulkan uang sekitar 1,5 juta dari semua jual beli dagangan tersebut.“Hasilnya pasang surut, kali ini ngambil sekitar 9 kwintal singkong dengan harga Rp 900,00 per kilo dari warga dan dijual kembali nanti sekitar Rp 1.500 ,00 per kilo. Tetapi panen singkong ini juga hanya satu tahun sekali,” jelasnya. (Mutiya/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar