Jelang Idul Qurban, Pasar Hewan Siyono Sepi

oleh -1291 Dilihat
oleh
Pasar sapi Sihonoharjo
Pasar sapi Sihonoharjo
Pasar sapi Sihonoharjo

PLAYEN, (KH) — Hari Raya Idul Qurban yang jatuh besok, menjadi harapan sejumlah penjual sapi guna mendapat untung sebesar-besarnya dari penjualan hewan ternaknya. Namun, siapa sangka harapan tersebut tak semanis yang mereka pikirkan. Di Pasar Hewan Siyonoharjo yang biasa dijadikan tempat untuk menjual hewan qurban, mengalami sepi pembeli. Padahal sejumlah pedagang nampak sudah berkumpul dari pagi dengan membawa hewan ternaknya.

Kondisi ini dikeluhkan sejumlah penjual hewan ternak yang hingga siang masih membawa hewan ternaknya, lantaran tidak laku terjual. Beberapa dari mereka juga nampak sudah membawa pulang hewan ternaknya lebih cepat.

Salah satu penjual hewan ternak, Ratno, mengaku, ia harus pulang dengan gigit jari, lantaran tidak hewan ternaknya terjual, meski ia sudah mengeluarkan banyak biaya untuk membawa hewan ternak dan merawatnya untuk pantas dijual.

“Rugi, apalagi ini musim kemarau panjang yang jelas membutuhkan banyak biaya untuk membeli pakan ternak,” ucapnya, Selasa (22/09/2015).

Ia menjelaskan, kerugian para pedagang dikarenakan para pedagang harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli hijauan makanan ternak yang mulai sulit didapatkan saat musim kemarau.

”lha, sekarang saja biaya perawatannya sangat mahal mas. HMT saja harus beli. Padahal, sekarang untuk sapi berukuran sedang saja di belikan HMT jagung sebanyak Rp 50.000 saja tidak kenyang,” paparnya.

Ratno menjelaskan, untuk harga sapi di pasar siyonoharjo mengalami kenaikan antara 1 – 2 juta menjelang hari raya idul ahda.

”Untuk harganya naik mas, pasalnya, ya memang perawatannya sudah mahal,” paparnya.

Ia menjelaskan, untuk sapi berukuran kecil yang siap untuk di qurbankan, Heru berserta teman- teman yang lain mematok harga antara 11 – 13 juta tergantung ukuran.

”Untuk sapi, besarnya antara 14 – 16 untuk sapi biasa mas, tapi kalau sapi jenis mental besar, bisa mencapai 16 juta harganya,” paparnya. (Maria Dwianjani)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar